Peterpan - Semua Tentang Kita by Umar At-Tipari

Rabu, 31 Oktober 2012

Lentera Hati


biar saja malam menggulung gelap
namun disudut sepi kuakan terus menjaga lentera hati agar tetap menyala walaupun suram
diujung mimpi aku masih sering mengenangmu
hingga ilusi jiwa terungkap dalam tirai mistery nan semu
disaat kelopak mata terpejam, kuingin lagi rasakan hangat pelukanmu
kuingin sandarkan penat jiwa dalam rengkuh bidang dadamu
meski semua tak lebih hanya hiasan bunga-bunga tidurku
ruas hati telah patah…
cermin diri telah retak seribu…
hasrat dan harapan telah hancur berkeping…
semua melengkapi kisah hidup dalam deritaku
dibawah nyala lentera hati…
kurangkum baitan do’a dan puji
agar lorong jiwa tak kian berkerak gelap
disini aku diam terpaku…
disini anganku membisu…
disini jiwaku membiru dalam pilu…
namun dibilik hati…
lenteraku tak akan kubiarkan mati dan beku…
_lembayungkelam_

Rindu Bersalut Pilu…


Tanpa sapa dan bertanya…
kilatan tatapanmu telah bercerita tentang keangkuhanmu..
mengadu disaat hadir gundahku,
menghadirkan pilu bukan kedamaian seperti yang kuingin…
tanpa sadar ceritamu
‘tentang cintamu yang kian membara padanya’
tlah merajam ngilu ulu hatiku..
kau tak peduli setiap kata yang kau urai
‘tentangnya’
membuat nafasku mendengus perih..
meratap didinding hati yang sunyi..
sekian lama jalinan kita semai,
kini terlerai tanpa ada arti salam perpisahan..
alunan lagu rindu, menjadi kelu dan perlahan mengeras batu..
Haruskah aku mengadu pada setiap helaian nafasmu…?
dalam sepi aku bertanya…
apakah bisa diseiringkan lagi jalan yang sudah tak searah tujuan…?
sangat jelas untuk dihempas, bahwa dirimu tak selalu ada untukku…
biarlah kuberputih mata asal kau bahagia,
dan pintaku
‘jangan lagi bercerita tentang dia dihadapanku…
tak perlu kulontarkan bagaimana rasaku yang mulai meredup sinarnya untukmu…
maafkan aku…
ijinkan aku pergi membawa kisah ini…
dan biarkan terus kurawat rindu bersalut pilu dilaman hati ini…
sampai nanti…
sampai waktuku usai…
By_lembayung

Selasa, 30 Oktober 2012

Terberai

Tak dapat ku ingkari
Kesendirian membuat hariku sepi
Bak perahu tak berdayung
Akan tetap diam
Takkan mampu melaju hngga ke tepian

Sperti halnya diriku
Takkan kudapati kebahagiaan
Tanpa adanya seorang teman
Teman utk masa depan


Takkan prnah ku benci cinta
Meski trlalu sering terluka karnanya
Ku kan tetap menantinya
Sampai cinta datang dngan sendirinya

Meskipun cinta bkan sgalanya
Namun tak brarti ku tak mmbutuhkannya
Semua tntang cinta
Adalah pembelajaran yg bermakna
Untuk aku dAn semua

Senin, 29 Oktober 2012



Lukisan Cinta

debu melekat pada gambarmu
warna indah jadi kelabu
lukisan cinta tersirat pilu
menggantung bimbang dalam kalbu

tidakkah kau tahu, lukisan!
ketika mentari datang menyapaku
tatap dirimu dengan harapan
mengapa, tiada kau rasa!

tidakkah kau rasa, lukisan!
ketika debu tebal memelukmu
kubersihkan dirimu dengan belaian
mengapa?.. tiada kau tahu!

warna gambar telah mengusam
seiring waktu yang berjalan
kupeluk lukisan menyirat kelam
meski asa tiada berteman


Oleh Jhon Kaka

Minggu, 28 Oktober 2012

Korupsi??? . . Accchh Malu Dung

                      Praktek korupsi semakin menjamur di Indonesia. Apa yang sedang terjadi dengan bangsa ini? Dipandang dari semua sisi sudah pasti bisa diketahui bahwa korupsi itu sangat dilarang dan sangat berbahaya tetapi, kenapa praktek itu terus terjadi? Korupsi (uang) yaitu penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara, (perusahaan dan sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang lain. Disamping itu juga ada korupsi waktu : menggunakan waktu dinas untuk urusan.pribadi.

                   Kejahatan pengambilan kekayaan orang lain secara tidak sah untuk memperkaya diri sendiri, digunakan terminologi sariqah (pencurian), ikhtithaf (menjambret), khiyanah (menggelapkan), ikhtilas (mencopet), al-nahb (merampas), ghulul (korupsi) dan al-ghasb (menggunakan sesuatu tanpa seizin pemiliknya). Dalam Alquran surat Ali Imran (3):161 dinyatakan ayat yang artinya: "... Barang siapa yang berkhianat (korupsi?) dalam urusan harta rampasan perang maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu..."

A. Teks Hadist tentang Larangan Korupsi.                 
                 Ghulul merupakan istilah yang paling banyak digunakan oleh Rasulullah saw. dalam hadis-hadisnya terkait dengan perilaku korupsi atau penggelapan harta publik. Ghulul adalah isim masdar dari kata ghallaya ghullu ghallan wa ghullun. Artinya, Akhdzu al-syai wa dassabu fi mata’hi”(mengambil sesuatu dan menyembunyikannya dalam hartanya).

           Ibnu Hajar al-Asqalani mendefinisikan ghullul dengan “ ma yu’khazu min alghanimati khafiyyatan qabla qismatika (apa saja yang diambil dari barang rampasan perang secara sembunyi-sembunyi sebelum pembagian). Ada juga pendapat yang hampir sama bahwa ghulul dimaknai “akhdzu al syaiwa dassahu fi mata’ibi” (pengkhianatan dalam hal harta rampasan perang). Semula ghulul merupakan istilah khusus bagi penggelapan harta rampasan perang sebelum dibagikan secara transparan. Definisi di atas menunjukkan bahwa ghulul terjadi pada penggelapan harta rampasan perang. Hal ini sejalan dengan makna Q.S Ali Imran: 161 dan sejumlah hadis tentang ghulul.

           Setelah mengetahui dan menentukan kata dasar dari hadits tersebut, maka kata dasar tersebut digunakan untuk mempermudah dalam mencari sumber asli hadits melalui kitab referensi dan sebagainya. Setelah proses pelacakan, maka ditemukan referensi kitab-kitab yang menjadi acuan hadits tersebut, seperti ini :

1. Hadits ini dikeluarkan oleh Muslim dalam Shahih-nya dalam kitab Al-Imarah, bab Tahrim Hadaya Al-Ummal, hadits no. 3415

2. Abu Dawud dalam Sunan-nya dalam kitab Al-Aqdhiyah, bab Fi Hadaya Al-Ummal, hadits no. 3110

3. Imam Ahmad dalam Musnad-nya, 17264 dan 17270, dari jalur Ismail bin Abu Khalid, dari Qais bin Abu Hazim, dari Sahabat Adiy bin Amirah Al-Kindi Radhiyallahu ‘anhu di atas. Adapun lafadz hadits di atas dibawakan oleh Muslim


B. Syarah Hadis
            Hadits di atas intinya berisi larangan berbuat ghulul (korupsi), yaitu mengambil harta di luar hak yang telah ditetapkan, tanpa seizin pimpinan atau orang yang menugaskannya. Seperti ditegaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Buraidah Radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam besabda
“Barangsiapa yang kami tugaskan dengan suatu pekerjaan, lalu kami tetapkan imbalan (gaji) untuknya, maka apa yang dia ambil di luar itu adalah harta ghulul.(korupsi)”.
Asy-Syaukani menjelaskan, dalam hadits ini terdapat dalil tidak halalnya (haram) bagi pekerja (petugas) mengambil tambahan di luar imbalan (upah) yang telah ditetapkan oleh orang yang menugaskannya, dan apa yang diambilnya di luar itu adalah ghulul (korupsi).


C. Mudhorot Korupsi
             Korupsi selalu membawa konsekuensi. Konsekuensi negatif dari korupsi sistemik terhadap proses demokratisasi dan pembangunan yang berkelanjutan adalah:

1. Korupsi mengurangi kepercayaan publik terhadap proses politik melalui politik uang.

2. Korupsi mendistorsi pengambilan keputusan pada kebijakan publik, membuat tiadanya akuntabilitas publik, dan menafikan the rule of law. Hukum dan birokrasi hanya melayani kepada kekuasaaan dan pemilik modal.

3. Korupsi meniadakan sistim promosi dan hukuman yang berdasarkan kinerja karena hubungan patron-client dan nepotisme.

4. Korupsi mengakibatkan proyek-proyek pembangunan dan fasilitas umum bermutu rendah dan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat sehingga mengganggu pembangunan yang berkelanjutan.

5. Korupsi mengakibatkan kolapsnya sistem ekonomi karena produk yang tidak kompetitif dan penumpukan beban hutang luar negeri.[5]

6. Korupsi menyebabkan kemiskinan.

7. Harta hasil korupsi adalah haram, sehingga ia menjadi salah satu penyebab yang dapat menghalangi terkabulnya do’a.

8. Allah tidak menerima shadaqah seseorang dari harta ghulul (korupsi)

9. Orang yang mati dalam keadaan membawa harta ghulul (korupsi), ia tidak mendapat jaminan atau terhalang masuk surga.

10. Perbuatan korupsi menjadi penyebab kehinaan dan siksa api neraka pada hari Kiamat.



Nah udah jelas bangetkan sobat . . dilihat dari sisi manapun, KORUPSI itu malah bakal bikin kita sengsara dechh . . .SAY NO TO KORUPSI