Peterpan - Semua Tentang Kita by Umar At-Tipari

Jumat, 28 Juni 2013

MENUJU MAHASISWA SUKSES



Oleh: Muhammad Shiddiq al-Jawi
  
           Sukses dapat diartikan sebagai keadaan tercapainya tujuan atau cita-cita. Lawannya adalah gagal, yaitu keadaan tidak tercapainya suatu tujuan atau cita-cita. Sukses di sini masih memiliki arti umum, dalam arti bisa bernilai benar atau salah, tergantung pada pandangan hidup yang mendasari perumusan tujuan dan standar yang digunakan untuk menilai suatu kesuksesan dan kegagalan. Seorang perampok misalnya, dapat dikatakan sukses bila dia berhasil merampok barang yang telah ditargetkannya. Sementara seorang petani, dikatakan sukses bila berhasil melakukan panen dengan hasil yang sesuai dengan harapannya. Jadi, “sukses” tidak selamanya identik dengan “benar”. Bisa saja seseorang merasa sukses, namun sebenarnya dia tidak berada di atas kebenaran. Dengan kata lain, hakikatnya dia telah gagal.Yang harus dicari adalah kesuksesan yang sejati, yaitu kesuksesan yang berada dalam jalur kebenaran. Ini hanya terwujud bila seseorang mencapai suatu tujuan yang didasarkan pada pandangan hidup dan standar yang benar. Dan di samping itu, kesuksesan itu harus diraih dengan cara yang benar pula, bukan dengan sembarang cara. Kesuksesan yang diraih lewat jalan yang tidak benar, sebenarnya adalah kesuksesan yang semu dan palsu, bukan kesuksesan yang hakiki.

          Demikian pula kiranya dengan dunia mahasiswa. Tatkala seseorang ingin menjadi mahasiswa yang sukses dalam kuliahnya, maka pertanyaan kritis yang harus dijawab adalah, apa tujuan dari kuliahnya? Standar-standar serta indikator-indikator apa yang dipakai untuk mengukur tercapainya tujuan itu? Apakah tujuan itu sudah didasarkan pada pandangan hidup yang benar?

1. Antara Fakta Dan Idealita

           Dunia saat ini –termasuk Dunia Islam-- dicengkeram oleh ideologi kapitalisme, yang berasaskan ide sekulerisme (pemisahan agama dari kehidupan). Dengan demikian, seluruh aspek kehidupan termasuk juga pendidikan, akan terwarnai dan terpola oleh ideologi asing tersebut. Dalam sebuah sistem kehidupan yang menerapkan atau terpengaruh dengan ideologi ini, sistem pendidikan akan senantiasa bersifat sekuleristik. Pendidikan tidak akan memberikan ruang yang cukup bagi agama, sebab agama bukanlah sesuatu yang penting dalam kehidupan. Agama hanya mengatur hubungan pribadi manusia dengan Tuhan, sementara hubungan manusia dengan manusia lainnya, seperti aspek politik, ekonomi, budaya, tidaklah diatur oleh agama.

              Karena itu, dapat dilihat bahwa out put sistem pendidikan seperti ini, hanya akan menjadi manusia yang pandai dalam ilmu pengetahuan, namun dangkal dalam pemahaman agama. Para alumnus sistem ini akan menjadi manusia yang sekuleristik, materialistik, oportunistik, dan individualistik. Dikatakan sekuleristik, karena dia akan meletakkan agama dalam posisi terbatas yang hanya mengatur hubungan manusia dengan tuhannya. Sementara aspek interaksi sosial yang luas, dianggapnya tidak perlu diatur dengan agama. Bersifat materialistik, karena tujuan hidupnya hanya mengejar kesenangan duniawi semata, seperti harta benda, jabatan, dan sebagainya, namun lupa akan tujuan akhiratnya. Dikatakan oportunistik, karena cara dia mengukur segala tindakannya adalah berdasarkan manfaat belaka, atau untung rugi, bukan berdasarkan ketentuan halal-haram.Dan bersifat individualistik, karena dia akan menjadi orang yang hanya mementingkan diri sendiri, serta kurang menaruh kepedulian dan perhatian kepada orang lain. Memang manusia seperti ini akan bisa hidup, namun jelas bukan hidup yang benar.

          Dalam sistem sekuleristik seperti ini, sukses tidaknya seorang mahasiswa tentunya hanya akan diukur berdasarkan indikator-indikator akademik semata yang kering dari sentuhan nilai dan norma agama. Mahasiswa tetap dikatakan sukses setelah dia menyelesaikan studinya dalam waktu sekian tahun, dengan indeks prestasi sekian, meskipun dia dangkal atau bahkan bodoh dalam pemahaman agamanya. Apakah manusia seperti ini yang dikehendaki Islam? Cukupkah kesuksesan mahasiswa muslim hanya diukur dengan indikator-indikator akademik semata yang cenderung sekuleristik itu?

                 Sesungguhnya Islam telah menetapkan tujuan dalam sebuah proses pendidikan, yang hanya bisa dicapai bila sebuah sistem pendidikan didasarkan pada ideologi Islam, bukan ideologi kapitalisme seperti yang ada saat ini. Tujuan pendidikan dalam Islam adalah terbentuknya kepribadian Islam (Syakhshiyyah Islamiyyah) yang dibekali dengan berbagai ilmu dan pengetahuan yang diperlukan dalam kehidupan (Lihat Muqaddimah Dustur, Taqiyyuddin An Nabhani, hal. 414). Memiliki kepribadian Islam, berarti seseorang mempunyai pola pikir (aqliyah) yang Islami, yaitu dia akan menjadikan Aqidah Islamiyah sebagai standar untuk menilai segala pemikiran yang ada. Di samping itu, dia mempunyai pola jiwa/sikap (nafsiyah) yang Islami, yaitu mempunyai kecenderungan perasaan yang Islami dan memenuhi segala kebutuhannya dengan standar Syariat Islamiyah, baik kebutuhan jasmaninya (al hajat al ‘udlwiyah), seperti makan dan minum, maupun kebutuhan naluriahnya (al gharizah), yang meliputi naluri beragama (gharizah tadayyun), naluri mempertahankan diri (gharizatul baqa’), dan naluri melangsungkan keturunan (gharizatun nau’), beserta segala penampakan (mazhahir) yang muncul dari ketiga naluri tersebut.

                Adapun ilmu dan pengetahuan yang menjadi bekal hidup, adalah segala jenis ilmu pengetahuan yang diperlukan untuk kehidupan bermasyarakat, seperti sains dan teknologi beserta segala macam ilmu cabang dan terapannya. Namun demikian, Aqidah Islamiyah harus dijadikan standar dalam hal pengambilan atau pengamalannya. Segala ilmu yang sesuai Aqidah Islamiyah saja yang boleh diambil dan diamalkan. Yang bertentangan dengan Aqidah Islamiyah haram untuk diambil dan diamalkan. Dari segi pengetahuan dan studi, Islam memang membolehkan segala macam ilmu, meskipun bertentangan dengan Islam. Tetapi dari segi pengambilan/pengamalan dan i’tiqad (keyakinan), Islam hanya membolehkan pengetahuan yang tidak bertentangan dengan Islam, bukan yang lain. (Ibid., hal. 413).

      Dengan demikian, dapat diringkas bahwa pendidikan Islam mempunyai tujuan: 1). Pembentukan kepribadian Islam (Syakhshiyyah Islamiyyah), dan 2) Penguasaan berbagai ilmu pengetahuan yang diperlukan dalam kehidupan.

          Dari sinilah seharusnya seorang mahasiswa muslim menetapkan indikator-indikator kesuksesannya, sebab dia bukan sekedar beridentitas mahasiswa, tetapi juga seorang muslim. Identitas keislaman ini tentu tak boleh dia tanggalkan dalam segala kiprahnya di dunia, termasuk kiprahnya dalam menuntut ilmu di perguruan tinggi.


2. Kiat Mahasiswa Muslim Sukses

         Dari uraian di atas, kiranya jelas bahwa seorang mahasiswa muslim yang sukses dapat dicirikan dengan dengan 2 (dua) indikator: Pertama, Dimilikinya kepribadian Islam (Syakhshiyyah Islamiyyah), Kedua, Dikuasainya ilmu pengetahuan yang menjadi bidang studinya. Seorang mahasiswa muslim yang sukses, dengan demikian, adalah mahasiswa yang berhasil memiliki kedua indikator tersebut secara bersamaan. Jadi mahasiswa yang hanya menguasai pengetahuan yang menjadi objek studinya, namun dangkal dalam pemahaman Islamnya, hakikatnya adalah mahasiswa yang gagal. (Meskipun menurut ukuran konvensional yang sekuleristik, dia adalah mahasiswa yang “sukses”!).

      Untuk memiliki kepribadian Islam, pada prinsipnya seorang mahasiswa harus mempelajari Islam secara mendalam. Dia harus menjadikan Aqidah Islamiyah sebagai landasan berpikirnya, yang dengannya dia dapat berpikir Islami dengan menjadikan Aqidah Islamiyah sebagai standar untuk menilai segala pemikiran yang ada. Dia harus juga menjadikan Syariat Islamiyah –yang lahir dari Aqidah Islamiyah—sebagai standar untuk menetapkan kecenderungannya dan memenuhi segala kebutuhannya. Salah satu karakter muslim yang berkepribadian Islam, untuk konteks sekarang, adalah mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap kondisi umat. Kondisi umat Islam di seluruh dunia yang kini dikuasai oleh ideologi kapitalisme yang kafir, harus membuatnya terhentak dan tersadar dengan keadaran yang penuh dan menyeluruh untuk turut serta dalam proses perubahan menuju kondisi yang Islami. Secara konkret, muslim yang peduli dengan keadaan umat itu akan mengindentifikasikan dirinya sebagai seorang pengemban dakwah (hamilud dakwah), sebab metode Islam untuk mengubah kondisi tak Islami menjadi Islami tak lain adalah dengan jalan mengemban dakwah Islamiyah (hamlud dakwah al islamiyah).

         Untuk menguasai ilmu pengetahuan yang menjadi objek studinya, seorang mahasiswa harus sukses secara akademik. Kusman Shadik (1996) memaparkan kiat-kiat praktis untuk mencapai sukses akademik di IPB, khususnya di TPB:

One. Kepercayaan Diri

Menumbuhkan kepercayaan diri bahwa Anda punya potensi besar untuk meraih sukses di IPB, merupakan langkah awal yang perlu dimiliki. Kepercayaan diri ini tentunya adalah kepercayaan yang didasarkan pada adanya potensi intelektual yang nyata, bukan kepercayaan diri palsu yang tidak didasarkan pada potensi intelektual yang nyata atau hanya sekedar berdasarkan ilusi kosong. Rasa percaya diri akan berpola positif apabila ditunjang oleh usaha yang gigih agar potensi intelektual yang ada ini dapat teraktualisai secara optimal dalam kegiatan perkuliahan.

Two. Kesehatan

Beban studi yang tidak ringan jelas memerlukan dukungan faktor kesehatan. Karena itu, suatu hal yang penting diperhatikan adalah masalah kesehatan tubuh. Berupayalah Anda memiliki kesehatan tubuh yang selalu prima agar Anda dapat mencapai hasil optimal dalam menyelesaikan beban kuliah, responsi, dan praktikum. Menjaga kesehatan dapat dilakukan dengan cara rajin berolahraga, mengkonsumsi makanan bergizi, dan beristirahat secara cukup.

Three. Metode Belajar

Metode belajar di IPB sangat berbeda dibandingkan dengan masa SMU. Di TPB ini seorang mahasiswa dituntut bukan hanya sekedar “bisa”, tetapi dituntut sampai pada tingkat “memahami”. Proses mencapai pemahaman adalah mengkaitkan setiap informasi dengan fakta, atau mengkaitkan fakta dengan informasi. Faktor terpentingnya, adalah informasi. Karenanya, informasi (tentang mata kuliah) harus selalu ditambah. Penambahan informasi selain dari diktat kuliah dapat dilakukan melalui sarana perpustakaan yang ada, terutama buku ajar yang dijadikan sebagai referensi buku diktat tiap mata kuliah. Buku-buku tersebut selain dapat memperluas konsep dasar dari mata kuliah yang bersangkutan juga dapat melatih Anda untuk mengerjakan bentuk-bentuk soal yang biasanya disertakan pada akhir tiap bab. Buku ajar ini hampir semuanya ditulis dalam bahasa Inggris. Karenanya, kemampuan bahasa Inggris merupakan salah satu penunjang kesuksesan akademik di IPB, terutama setelah kuliah di fakultas. Jadwalkan waktu belajar dengan baik dan belajarlah secara teratur, meskipun waktu ujian atau kuiz masih jauh.


Four. Ujian

Ujian merupakan momen penting yang menentukan keberhasilan mahasiswa dalam suatu mata kuliah. Dalam menghadapi ujian di TPB perlu diperhatikan beberapa hal berikut:

• Perasaan tenang dan percaya diri merupakan komponen utama dalam menghadapi ujian. Hindarkan perasaan stress, gugup, atau gelisah yang hanya akan menghancurkan konsentrasi dan menggerogoti daya berpikir kita yang sesungguhnya. Karenanya, berdoalah yang khusyu’ sebelum ujian.

• Memantapkan secara sempurna tentang topik yang akan diujikan. Yang ideal, pemantapan atau penguasaan mata kuliah hendaknya dilakukan secara bertahap. Bukan secara dadakan atau instan dengan gaya “SKS” (Sistem Kebut Semalam). Penumpukan informasi dalam volume besar dalam waktu yang singkat sangat tidak efektif dan hanya akan memberikan beban yang berlebihan (over-loaded) terhadap otak.

• Mengenal lebih dini tentang format soal ujian untuk tiap mata kuliah yang biasanya berbeda-beda antara satu mata kuliah dengan mata kuliah lainnya. Untuk mengetahui hal ini dapat dilihat pada berkas ujian pada tahun sebelumnya. Hubungan yang baik dengan kakak kelas dalam hal ini tentu akan sangat membantu.

•Mempersiapkan langkah teknis ujian akhir dengan baik, seperti KTM, pulpen, minimal 2 buah, kalkulator apabila ujian tersebut diperkenankan untuk menggunakan kalkulator. Meskipun sepertinya sepele, namun bila tidak disiapkan secara apik dan cermat, akan bisa mempengaruhi mental kita dalam mengerjakan soal ujian.

Semua yang telah disampaikan di atas yang berkenaan dengan kiat sukses dalam meraih prestasi akademik di IPB khususnya TPB, kiranya dapat dijadikan sebagai bahan masukan agar waktu, tenaga, dan potensi yang ada dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.


Penutup

Kiranya menjadi mahasiswa muslim yang sukses memang merupakan dambaan. Namun sekali lagi perlu diperhatikan benar, apa indikator “kesuksesan” yang digunakan. Jangan sampai Anda merasa menjadi sukses, padahal sebenarnya gagal. Mahasiswa muslim yang sukses adalah mahasiswa berhasil meraih 2 (dua) hal sekaligus: Pertama, Menjadi muslim yang berkepribadian Islam, dan Kedua, Meraih kesuksesan secara akademik.

Selain itu, seorang mahasiswa yang berkepribadian Islam juga dituntut untuk peduli terhadap keadaan umat, dengan jalan turut serta memikul tanggung jawab dakwah Islamiyah demi terwujudnya tatanan umat dan masyarakat yang Islami. [ ]

Minggu, 23 Juni 2013

SURAT UNTUK BAPAK PRESIDEN YANG TERHEBAT



Kepada Yth: Bapak Presiden Yang Terhebat

Sebelumnya saya mohon maaf jika kedatangan surat saya ini mengganggu kenyamanan bapak dan menyita waktu bapak. Saya hanya ingin menulis unek-unek yang saya rasakan dan semoga tidak dirasakan oleh orang selain saya.

Bapak Presiden Yang Terhormat
Bapak sudah memimpin negeri ini selama hampir 10 tahun, sudah banyak prestasi yang bapak torehkan. Bapak sudah menurunkan harga BBM sebanyak tiga kali walaupun menaikkannya juga sudah empat kali. Sungguh itu adalah prestasi yang membanggakan rakyat Indonesia pada umumnya, dan keluarga bapak pada khususnya. Walaupun Indonesia kaya sumber daya alam, minyak bumi dan gas, sampai kata orang-orang di bawah rumah saya itu ada tambang minyak dan gasnya. Tapi mau bagaimana lagi saya tidak mampu mengolahnya, jadi berapapun harga BBM, itu tetap murah untuk saya, soalnya saya tidak bisa membuat BBM sendiri.

Bapak Presiden Yang Terhormat
Selama bapak memimpin negara Indonesia, seingat saya kurikulum pendidikan Indonesia sudah berganti sebanyak tiga kali, ganti menteri ganti kurikulum. Ini adalah prestasi yang luar biasa, walaupun saya tidak mengerti maksudnya. Saya juga tidak terlalu paham siapa yang bingung, siapa yang rugi dan siapa yang untung dengan sering bergantinya kurikulum itu. Toh saya juga hanya mampu menyekolahkan anak saya sampai SD saja. Mau menyekolahkan mereka tidak cukup biaya, saya suruh bantu ke sawah saja.

Bapak Presiden Yang Terhormat
Hampir setiap hari rumah kontrakan saya didatangi pengemis, meskipun saya orang miskin, tapi saya tetap menganggap itu adalah peluang saya untuk bersedekah. Saya tidak menyalahkan bapak kenapa keluarga saya tetap miskin. Tapi, kenapa masih banyak pengemis yang berkeliaran, masih banyak anak-anak terlantar? Apa bapak memaknai undang-undang dasar 1945 pasal 34 ayat (1) “Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh Negara” itu memelihara fakir miskin dengan membiarkan tetap miskin? Pengin rasanya saya jadi TKI atau istri saya jadi TKW ke luar negeri yang kata orang-orang disana banyak uangnya. Tujuan kami adalah untuk mengubah nasib. Tapi kami takut dianiaya, takut malah menyusahkan pemerintah Indonesia.

Bapak Presiden Yang Terhormat
Walaupun saya orang miskin saya masih berusaha untuk taat membayar pajak. Saya yakin kalau uang pajak juga akan kembali kepada saya dan rakyat miskin lainnya. Lewat pembangunan jalan, tapi kenapa jalan kami masih banyak yang berlubang? Saya tahu itu adalah bukan tugas bapak, makanya saya tetap taat bayar pajak. Tapi kenapa malah pengusaha konglomerat ada yang tidak membayar pajak. Kenapa uang pajak juga dikorupsi? Pakah para pegawai pajak kurang gaji? Bukannya cuma bapak yang kurang gaji, karena APBN sudah terlalu banyak untuk menggaji pegawai negeri. Bapak berani berkata kalau gaji bapak kurang adalah suatu prestasi, bapak telah berani jujur, setahu saya jujur itu berat, jujur itu suatu prestasi.

Bapak Presiden Yang Terhormat
Selama bapak memimpin negara ini sudah banyak penghargaan yang bapak peroleh. Saya ancungkan sepuluh jempol untuk bapak. Sangking banyaknya saya sampai lupa menyebutkan penghargaan apa saja yang pernah bapak peroleh. Penghargaan karena sudah berhasil mengurangi jumlah rakyat miskin, ataupun penghargaan lain yang terkadang seperti dipaksakan. Pokoknya bapak sudah banyak mendapat penghargaan sampai ada yang bilang kalau bapak gila penghargaan.

Bapak Presiden Yang Terhormat
Bapak sudah berhasil membentuk KPK (Komisi Paling Keren) yang bertugas memberantas tikus-tikus berdasi. Sudah banyak kasus-kasus yang terselesaikan. Sudah banyak koruptor yang ditangkap dan dipenjarakan. Tapi kenapa kasus hambalang dan century tidak lagi muncul di TV? Padahal kasus itu sudah cukup lama, kenapa tidak kunjung selesai juga? Seperti sengaja diperlamban penyelesaiannya, takutnya nanti malah hilang barang buktinya. Saya sebenarnya iri tidak bisa korupsi seperti mereka, tapi mau korupsi bingung mau mengorupsi apa, cuma wong ndeso yang tidak bisa apa-apa. Tetangga yang sama miskinnya dengan saya, kemarin mau belajar mencuri ayam saja udah digebukin massa, udah gintu dipenjara tahun lamanya. Meskipun tidak adil, tapi mau bagaimana lagi. Biarkan saja, orang yang sudah jadi tersangka masih dibiarkan berkeliaran diluar penjara. Toh, nanti kalau sudah saatnya akan mati juga. Terimakasih pak Presiden, njenengan sudah mengajarkan kami untuk adil, untuk tidak iri mapun dengki.

Bapak Presiden Yang Terhormat
Baru-baru ini bapak menaikkan harga BBM lagi, saya tahu kebijakan tersebut adalah kebijakan tersulit bagi bapak. Tapi mungkin kebikajan tersebut adalah kebijakan terbaik untuk menyengsarakan rakyat miskin. Cara terbaik untuk mengurangi rakyat miskin. Karena tidak mungkin dikurangi dengan BOM, karena nanti dikira teroris dan harus berurusan dengan Densus 88.
Terimakasih bapak presiden karena telah membuat kebijakan menaikkan harga BBM. Karena kebijakan tersebut kami diajarkan untuk tertib mengantri. Malam antri BBM di SPBU, paginya antri BLSM di Kantor Pos. Itu adalah pelajaran berharga bagi kami, dengan begitu kami bisa terbiasa untuk bersabar. Walaupun terkesan bapak senang melihat rakyatnya susah, senang lihat rakyat pada antri sampai bukan bapak yang mengumumkan kenaikkan harga BBM, mungkin lagi asyik nonton rakyatnya yang sedang antri. Atau mungkin malah lagi menciptakan lagu, karena bapak adalah presiden yang kreatif dan pintar mencipta lagu. Walaupun bapak lebih sibuk mencipta lagu, curhat dan menyanyi. Tapi saya tetap bangga dengan bapak, karena bapak masih peduli dengan nasib rakyat miskin.

Bapak Presiden yang Terhormat
Terimasih sudah menaikkan harga BBM, walaupun susu tak terbeli, air tajin pun jadi, toh kami selama ini juga jarang beli susu. Dengan naiknya harga BBM kami juga berpeluang lebih sehat, soalnya kami mengurangi merokok, mengurangi makan yang berlemak, kami juga lebih sering naik sepada onthel dan jalan kaki. Ini lebih menyehatkan dan bebas polusi, mengurangi kemacetan dan juga mengurangi kecelakaan. Bapak memang mantab.
Bapak Presiden Yang Terhormat
Sudilah kiranya bapak memaafkan saya yang telah lancang ini. Kami rakyat kecil tidak menuntut banyak dari bapak. Kami hanya butuh pencerdasan, keadilan, kenyamanan dan keamanan. Dan kami mohon agar bapak menepati janji-janji bapak waktu kampanye dulu.
Terimakasih untuk semuanya, saya salut dengan bapak, njenengan luar biasa, njenengan adalah presiden terhebat.
Sekian dari saya, mohon maaf jika ada kata-kata yang tidak berkenan untuk bapak presiden yang terhormat.

Sukoharjo, 23 Juni 2013

Dari wong cilik, wong ndeso, rakyat jelata yang selalu merindukan terwujudnya keadilan
Wahyu H

BUAT APA SEKOLAH?


Siapa yang pernah menonton 3 idiots? Banyak. Siapa yang suka film itu? Banyak yg suka. Tetapi siapa yg sebenarnya mengambil pelajaran paling cemerlang dari film itu? Entahlah, siapa yg mengambil manfaatnya.

Ada ibu-ibu dengan anak gadis yang siap menikah. Menonton 3 idiots, ibu-ibu ini sampai menangis. Tapi saat anaknya bilang mau menikah, dan hanya akan jadi ibu rumah tangga saja, ibu-ibu langsung bergegas bilang, "nggak boleh. enak saja sy sekolahkan tinggi2, hanya untuk jadi ibu rumah tangga!" Lihatlah, jawaban itu menunjukkan sama sekali tidak berbekas pemahaman yang datang dari film barusan ditontonnya.

Kita ini sekolah tinggi2 buat apa sih? Buat nyari pekerjaan keren? Buat jadi pegawai? PNS? Buat nyari rezeki? Keliru kalau jawabannya iya. Saya membuka kitab-kitab, membaca buku-buku tua, menelusuri kesemua hal, tidak ada satupun nasehat yang bilang: sekolahlah tinggi2, agar besok bisa jadi pejabat, kaya raya, dan berbagai ukuran duniawi lainnya, dsbgnya, dsbgnya. Apalagi kalau membuka kitab yg tidak penah keliru: Al Qur'an, juga merujuk nasehat yg tidak akan salah: riwayat Rasul, seruan untuk belajar, tidak ada rumusnya dengan ukuran duniawi.

Kita disuruh belajar, mencari ilmu (dalam dunia yg sangat modern ini ukurannya adalah SD, SMP, SMA, S1, S2, S3, S4, S5 dstnya), murni agar kita banyak tahu, asli agar kita paham banyak hal, dan ilmu itu b-e-r-m-a-n-f-a-a-t bagi kehidupan kita sehari2. Seorang istri yang S3, tidak ada masalah sama sekali tetap menjadi ibu rumah tangga, dan ilmunya bisa bermanfaat utk keluarganya. Ilmunya bisa bermanfaat buat tetangga, sekitar, aktivitas apa saja yg bisa dia lakukan, terlepas mau bekerja di perusahaan/pemerintah atau hanya bekerja di rumah.

Itu benar, saya tidak akan membantahnya, memang ada korelasi kuat antara berpendidikan dengan masa depan cerah, tapi definisi 'masa depan cerah' itu bukan s-e-m-a-t-a-2 ukuran duniawi yang membuat proses belajar selama ini jadi kosong. Bukan hanya itu.

Maka, kembali ke film 3 idiots tadi, bukankah Rancho hanya belajar dan belajar. Dia senang belajar, dia senang mencari ilmu. Titik. Sisanya, serahkan pada nasib. Dia tidak peduli gelar, dia tidak peduli mau bekerja jadi apa, dia tidak peduli. Bahkan saat dia harus menyingkir dari 'kehidupan', pergi menjauh dari gemerlap banyak hal, justeru kehidupan dan gemerlapnya dunia yang datang kepadanya. Sementara Silencer, teman kuliahnya dulu yg selalu sibuk berhitung atas duniawinya, merasa sudah memenangkan segalanya, ternyata kosong saja, dia hanyalah orang yg amat tergantung nasibnya dgn orang lain. Takut dipecat kerja, tergantung nafkahnya dari orang lain, dan diperbudak oleh materi. Sejatinya Silencer hanya orang 'suruhan', terutama suruhan ambisi dan nafsu duniawi--meskipun direktur sekalipun posisinya.

Aduh, bukankah rumus ini banyak terjadi di sekitar kita? Ada banyak teladan yg memilih sibuk belajar, belajar, bekerja, bekerja, terus menjadi yg terbaik, mau jadi apapun dia, bahkan sekadar ibu rumah tangga, hidupnya t-e-r-n-y-a-t-a tetap spesial, bermanfaat bagi banyak orang. Sebaliknya, buanyaaak sekali, yg sibuk menghitung nilai raport, menghitung sekolah sy elit, keren, saya sudah S2, S3, situ apa sih? sy sekolah di kampus ngetop, situ dimana sih? Ternyata tidak pernah lepas dari kungkungan hidupnya, meskipun boleh jadi secara kasat mata sukses menurut ukuran dunia saat ini.

Demikianlah.

*Tere Lije

Rabu, 19 Juni 2013

KETELADANAN UMAR BIN KHATTAB



Sebelum diangkat menjadi khalifah, Umar bin Khaththab r.a menafkahi keluarganya dari usaha berdagangnya. Sahabat rasul yang mulia ini juga terkenal sebagai pedagang yang zuhud. Umar tidak pernah curang apalagi ingkar. Namun, setelah diangkat menjadi khalifah, tidak ada waktu baginya untuk mengurus perdagangannya. Ia tidak memiliki penghasilan yang dapat digunakan untuk menghidupi keluarganya sehari-hari.

Beliau pun mengumpulkan rakyatnya di Madinah, lalu berkata kepada mereka. Dahulu aku berdagang, sekarang kalian memberiku kesibukan mengurusi pemerintahan, karena itu bagaimana sekarang aku memenuhi kebutuhan hidupku?

Berbagai usul disampaikan tentang jumlah uang yang akan diberikan kepada Umar, tetapi Ali bin Abi Thalib r.a diam saja. Umar kemudian bertanya kepadanya. Bagaimana pendapatmu, wahai Ali? Ali menjawab, Ambillah uang sekadar mencukupi keperluan keluargamu. Dengan senang hati, Umar menerima pendapat Ali. Akhirnya uang tunjangan untuk Umar ditetapkan sebanyak itu. Yang tentu Umar tidak menetapkan jumlah tinggi bagi tunjangannya.

Setelah kejadian itu, beberapa hari kemudian, sejumlah sahabat termasuk Ali, Usman, Zubair, dan Thalhah berkumpul dalam suatu majelis untuk mengusulkan agar uang tunjangan Umar ditambah Menururut mereka tunjangan yang diminta Umar terlalu kecil. Tetapi tidak seorang pun diantara mereka yang berani menyampaikan usul itu kepada Umar. Usman bin Affan r.a berkata, Sebaiknya usulan kita ini jangan langsung disampaikan kepada Umar. Lebih baik kita memberi isyarat lebih dulu melalui puteri beliau, Hafshah. Sebab aku khawatir, Umar akan murka kepada kita.

Mereka lantas menyampaikan usulan tersebut kepada Hafshah, putri Umar, seraya memintanya untuk bertanya kepada Umar bagaimana pendapatnya jika ada seseorang yang mengajukan usulan mengenai penambahan tunjangan baginya. Apabila beliau menyetujuinya, barulah kami akan menemuinya untuk menyampaikan usulan tersebut. Kami meminta kepadamu untuk tidak menyebutkan nama seorang pun di antara kami, ujar mereka meminta kepastian.

Ketika Hafshah menanyakan hal itu kepada Umar, kesan marah muncul dalam diri Umar seraya berkata, Siapa yang mengajari engkau untuk menanyakan usulan ini? Hafshah menjawab, Aku tidak akan memberitahukan nama mereka sebelum Ayah memberitahukan pendapat Ayah tentang usulan itu.

Umar kemudian berkata lagi, Demi Allah, andaikata aku tahu siapa orang yang mengajukan usulan tersebut, aku pasti akan pukul wajah mereka. Setelah itu, Umar balik bertanya kepada Hafshah, yang juga adalah istri Rasulullah SAW, Demi Allah, ketika Rasulullah SAW. masih hidup, bagaimanakah pakaian yang dimiliki oleh beliau di rumahnya?

Hafshah menjawab, Di rumahnya, beliau hanya mempunyai dua pakaian. Satu dipakai untuk menghadapi para tamu dan satu lagi untuk dipakai sehari-hari. Umar bertanya lagi, Bagaimana makanan yang dimiliki oleh Rasulullah? Hafshah menjawab, Beliau selalu makan dengan roti yang kasar dan minyak samin. Umar kembali bertanya, Adakah Rasulullah mempunyai kasur di rumahnya? Hafshah menjawab lagi, Tidak, beliau hanya mempunyai selimut tebal yang dipakai untuk alas tidur di musim panas. Jika musim dingin tiba, separuhnya kami selimutkan di tubuh, separuhnya lagi digunakan sebagai alas tidur. Dan Umar kemudian melanjutkan perkataannya, Hafshah, katakanlah kepada mereka, bahwa Rasulullah saw. selalu hidup sederhana. Kelebihan hartanya selalu beliau bagikan kepada mereka yang berhak. Oleh karena itu, aku pun akan mengikuti jejak beliau.

Perumpamaanku dengan sahabatku yaitu Rasulullah dan Abu Bakar adalah ibarat tiga orang yang sedang berjalan. Salah seorang di antara ketiganya telah sampai di tempat tujuan, sedangkan yang kedua menyusul di belakangnya. Setelah keduanya sampai, yang ketiga pun mengikuti perjalanan keduanya. Ia menggunakan bekal kedua kawannya yang terdahulu. Jika ia puas dengan bekal yang ditinggalkan kedua kawannya itu, ia akan sampai di tempat tujuannya, bergabung dengan kedua kawannya yang telah tiba lebih dahulu. Namun, jika ia menempuh jalan yang lain, ia tidak akan bertemu dengan kedua kawannya itu di akhirat.

# Oleh Darwis Tere Liye

Selasa, 11 Juni 2013

PENTINGNYA KREATIVITAS



           
Kreativitas dan bakat pada diri anak perlu dipupuk dan dikembangkan. Karena dengan kreativitas dan bakat yang dimilikinya itu mereka dapat menjadi pribadi-pribadi yang kreatif. Sebagai pribadi yang kreatif, kelak mereka bukan saja dapat meningkatkan kualitas pribadinya,tetapi juga dapat meningkatkan kualitas kehidupan bangsa dan negara.
            Sistem pendidikan perlu disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan disegala bidang, yang memerlukan jenis-jenis keahlian dan keterampilan serta dapat meningkatkan kreativitas, produktivitas, mutu, dan efisiensi kerja.
             Perilaku kreatif adalah hasil pemikiran kreatif. Karena itu sistem pendidikan hendaknya dapat merangsang pemikiran, sikap, dan perilaku kreatif-produktif, di samping pemikiran logis dan penalaran. Namun dalam kenyataannya masih sedikit sekolah yang menyelenggarakan upaya pengembangan kreativitas dan bakat anak. Hal ini disebabkan antara lain oleh masih sangat langkanya literature yang membahas secara menyeluruh dan terinci mengenai kreativitas, bakat, dan upaya-upaya pengembangannya  khususnya di sekolah dasar. 

Di era globalisasi saat ini, hampir setiap orang  berbicara tentang pentingnya kreativitas dikembangkan di sekolah, dituntut dalam pekerjaan, dan diperlukan untuk pembangunan. Dan harus diakui bahwa memang sukar untuk menentukan satu definisi yang operasional dari kreativitas, karena kreativitas merupakan konsep yang majemuk dan multi dimensional. Maka dari itu di sini ada beberapa makna tentang kreativitas.
  1. Kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan masalah, menilai dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya menyampaikan hasilnya (Utami Munandar, 1999: 39).
  2. Kreativitas  adalah kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya: Baru (novel), berguna (useful), Dapat dimengerti (understandable) (David Campbell, 1986: 47).
  3. Secara umum kreativitas dapat diartikan sebagai kemampuan untuk berfikir tentang sesuatu dengan suatu cara yang baru dan tidak biasa (unusual) dan menghasilkan penyelesaian yang unik terhadap berbagai persoalan (Semiawan, 1999: 89).
  4. Berk (dalam Anita Woolfolk, 2009: 90) menyatakan bahwa, kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilakan karya yang orisinil, tetapi tetap tepat-guna dan bermanfaat.
Dari beberapa uraian definisi di atas dapat dikemukakan bahwa kreativitas pada intinya merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.