Peterpan - Semua Tentang Kita by Umar At-Tipari

Sabtu, 07 Desember 2013

Al-Qur’an dan Bukti Keautentikannya




Umat Islam menggunakan Al-Qur’an untuk mengatur kehidupannya. Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. Orang yang mau membaca dan mempelajari Al-Qur’an akan mendapat ganjaran dari Allah Swt.
A.      Pengertian Al-Qur’an
Allah Swt menamai kitab suci-Nya yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw dengan nama Al-Qur’an. Dikalangan ulama, terdapat beberapa pendapat tentang asal kata Al-Qur’an (Anwar Rosihan, 2004:34-38), diantaranya adalah sebagai berikut:
1.       Asy-Syafi’I berpendapat bahwa kata Al-Qur’an itu ditulis dan dibaca tanpa hamzah (Al-Quran bukan Al-Qur’an) serta tidak diambil dari kata lain. Ia adalah nama khusus untuk kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, sebagaimana nama Injil dan Taurat yang masing-masing diberikan kepada Nabi Isa a.s. dan Musa a.s.
2.      Al-Lihyani berpendapat bahwa lafal Al-Qur’an itu menggunakan huruf hamzah, yaitu bentuk masdar dari kata qaraa yang berarti membaca. Hanya saja, lafal Al-Qur’an itu menurut Al-Lihyani sama dengan arti maqru, yaitu yang dibaca.
3.      Dr. Subhi ash-Shalih mengemukakan bahwa pendapat yang paling kuat adalah lafal Al-Qur’an itu masdar dan sinonim dengan lafal qira’ah
¨bÎ) $uZøŠn=tã ¼çmyè÷Hsd ¼çmtR#uäöè%ur ÇÊÐÈ #sŒÎ*sù çm»tRù&ts% ôìÎ7¨?$$sù ¼çmtR#uäöè% ÇÊÑÈ
Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila kami Telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu (QS. Al-Qiyamah: 17-18).

Menurut istilah (terminology), Al-Qur’an adalah Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw dengan perantara Malaikat Jibril, menjadi mukjizat atas kenabiannya, tertulis dalam bahasa Arab yang sampai kepada kita dengan jalan mutawatir, dan membacanya merupakan ibadah (Hakim Atang dan Jaih Mubarok, 2008: 16).
Menurut  Dr. Subhi ash-Shalih, definisi Al-Qur’an adalah sebuah Kitab Allah yang mengandung mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw yang tertulis dalam mushaf-mushaf yang sampai kepada kita dengan jalan mutawatir, dan membacanya menjadi ibadah (Lilis Fauziyah dan Andi Setyawan, 2013: 4).
Syeikh Khudhari Beik menerangkan bahwa Al-Qur’an adalah firman Allah, berbahasa Arab, yang diturunkan kepada Muhammad saw, untuk dipahami isinya dan selalu diingat disampaikan dengan cara mutawatir, ditulis dalam mushaf yang dimulai dari Surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan Surah An-Nas (Lilis Fauziyah dan Andi Setyawan, 2013: 4).
Muhammad Abduh mengemukakan bahwa Al-Qur’an ialah bacaan yang tertulis dalam mushaf-mushaf yang terpelihara dalam hafalan-hafalan kaum muslimin (Lilis Fauziyah dan Andi Setyawan, 2013: 4).
Dengan demikian, selain menjadi bacaan umat Islam, Al-Qur’an juga merupakan petunjuk bagi seluruh umat manusia, termasuk petunjuk dan pedoman dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

B.       Nama-nama Al-Qur’an
1.      Al Kitab
Kata kitab di dalam bahasa Arab dengan baris tanwin di akhirnya (kitabun) memberikan makna umum yaitu sebuah kitab yang tidak khusus. Apabila di tambah dengan alif dan laam di depannya menjadi al kitab ia telah berubah menjadi suatu yang khusus (tertentu). Dalam hubungan ini, nama lain bagi Al-Qur’an disebut Allah adalah Al-Kitab.
y7Ï9ºsŒ Ü=»tGÅ6ø9$# Ÿw |=÷ƒu ¡ ÏmÏù ¡ Wèd z`ŠÉ)­FßJù=Ïj9 ÇËÈ
Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (Al-Baqarah: 2)

2.      Al Huda
Allah telah menyatakan  bahwa al-Qur’an adalah petunjuk. Maksudnya sebagai petunjuk adalah Al-Qur’an merupakan sumber rujukan dan kompas bagi kehidupan manusia.
ãöky­ tb$ŸÒtBu üÏ%©!$# tAÌRé& ÏmŠÏù ãb#uäöà)ø9$# Wèd Ĩ$¨Y=Ïj9 ;M»oYÉit/ur z`ÏiB 3yßgø9$# Èb$s%öàÿø9$#ur 4 `yJsù yÍky­ ãNä3YÏB tök¤9$# çmôJÝÁuŠù=sù ( `tBur tb$Ÿ2 $³ÒƒÍsD ÷rr& 4n?tã 9xÿy ×o£Ïèsù ô`ÏiB BQ$­ƒr& tyzé& 3 ߃̍ムª!$# ãNà6Î/ tó¡ãŠø9$# Ÿwur ߃̍ムãNà6Î/ uŽô£ãèø9$# (#qè=ÏJò6çGÏ9ur no£Ïèø9$# (#rçŽÉi9x6çGÏ9ur ©!$# 4n?tã $tB öNä31yyd öNà6¯=yès9ur šcrãä3ô±n@ ÇÊÑÎÈ
(beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (Al-Baqarah: 185)
3.      Al Furqan
Allah memberikan nama lain Al-Qur’an dengan Al Furqan sebagai pembeda antara yang haq dengan yang batil.
x8u$t6s? Ï%©!$# tA¨tR tb$s%öàÿø9$# 4n?tã ¾ÍnÏö6tã tbqä3uÏ9 šúüÏJn=»yèù=Ï9 #·ƒÉtR ÇÊÈ
Maha Suci Allah yang Telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam. (Al Furqan: 1)
4.      Ar Rahmah
Allah memberikan nama lain Al-Qur’an dengan rahmat karena dengan Al-Qur’an ini akan melahirkan iman dan hikmah.
ãAÍit\çRur z`ÏB Èb#uäöà)ø9$# $tB uqèd Öä!$xÿÏ© ×puH÷quur tûüÏZÏB÷sßJù=Ïj9   Ÿwur ߃Ìtƒ tûüÏJÎ=»©à9$# žwÎ) #Y$|¡yz ÇÑËÈ
Dan kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (Al Israa’: 82)


5.      Ar Ruuh
Allah memberikan nama lain Al-Qur’an ini sebagai ruh. Sifat ruh adalah menghidupkan sesuatu. Dalam hubungan ini, menurut ulama, Al Qur’an mampu menghidupkan hati-hati yang mati sehingga dekat dengan penciptanya.
y7Ï9ºxx.ur !$uZøym÷rr& y7øs9Î) %[nrâ ô`ÏiB $tR̍øBr& 4 $tB |MZä. Íôs? $tB Ü=»tGÅ3ø9$# Ÿwur ß`»yJƒM}$# `Å3»s9ur çm»oYù=yèy_ #YqçR Ïök¨X ¾ÏmÎ/ `tB âä!$t±®S ô`ÏB $tRÏŠ$t6Ïã 4 y7¯RÎ)ur üÏöktJs9 4n<Î) :ÞºuŽÅÀ 5OŠÉ)tGó¡B ÇÎËÈ
Dan Demikianlah kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah kami. sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba kami. dan Sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (As Syura: 52)
6.      As Syifa’
Allah memberikan nama lain Al-Qur’an dengan As Syifa’ karena Al-Qur’an dapat mnegobati berbagai macam penyakit, terutama penyakit hati.
$pkšr'¯»tƒ â¨$¨Z9$# ôs% Nä3ø?uä!$y_ ×psàÏãöq¨B `ÏiB öNà6În/§ Öä!$xÿÏ©ur $yJÏj9 Îû ÍrߐÁ9$# Yèdur ×puH÷quur tûüÏYÏB÷sßJù=Ïj9 ÇÎÐÈ
Hai manusia, Sesungguhnya Telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (Yunuus: 57).
7.      Az Zikr.
Al Qur’an disebut juga Al Zikr karena memiliki fungsi sebagai pemberi peringatan.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4noOMQPvj_n1qlB_6LEJnHt_EcyPS3PR82PkM0CTGjucI1wojp8GLg8i6SpCszX2G4EepwQ9GjJqIoe4fffXByOMvDHxiFxrPlypZ7DFQGt_kP_Q9zZlghDqDJRO1Pu5xFC2-0yyIjhux/s400/al+hijr+9.png
“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al Qur’an dan pasti Kami (pula) yang memeliaranya.” (QS Al Hijr : 9)
8.      Al Hikmah.
Al Qur’an disebut juga Al Hikmah karena segala yang terkandung di dalam Al Qur’an adalah kebijaksanaan.
y7Ï9ºsŒ !$£JÏB #Óyr÷rr& y7øs9Î) y7/u z`ÏB ÏpyJõ3Ïtø:$# 3 Ÿwur ö@yèøgrB yìtB «!$# $·g»s9Î) tyz#uä 4s+ù=çFsù Îû tL©èygy_ $YBqè=tB #·qãmô¨B ÇÌÒÈ
Itulah sebagian hikmah yang diwahyukan Tuhanmu kepadamu. dan janganlah kamu mengadakan Tuhan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu dilemparkan ke dalam neraka dalam keadaan tercela lagi dijauhkan (dari rahmat Allah). (Al Israa’: 39)
9.      Al Tanziil.
Al Qur’an disebut juga Al Tanziil karena ia adalah kitab suci yang diturunkan.
¼çm¯RÎ)ur ã@ƒÍ\tGs9 Éb>u tûüÏHs>»yèø9$# ÇÊÒËÈ
Dan Sesungguhnya Al Quran Ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta Alam (Asy Syuraa’: 192).








C.      Pengertian Mukjizat
Secara etimologi, kata mukjizat berasal dari bahasa Arab mu’jizah. Mu’jizah adalah bentuk muannas dati kata mu’jiz, yang melamahkan atau mengalahkan lawan (Anwar Rosihan, 2004:40).
y]yèt7sù ª!$# $\/#{äî ß]ysö7tƒ Îû ÇÚöF{$# ¼çmtƒÎŽãÏ9 y#øx. ͺuqムnouäöqy ÏmÅzr& 4 tA$s% #ÓtLn=÷ƒuq»tƒ ßN÷yftãr& ÷br& tbqä.r& Ÿ@÷WÏB #x»yd É>#{äóø9$# yͺuré'sù nouäöqy ÓŁr& ( yxt7ô¹r'sù z`ÏB tûüÏBÏ»¨Y9$# ÇÌÊÈ
Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Berkata Qabil: "Aduhai celaka aku, Mengapa Aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu Aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" Karena itu jadilah dia seorang diantara orang-orang yang menyesal. (QS. Al-Maidah: 31)
Maksud kumukjizatan Al-Qur’an bukan semata mata untuk melemahkan manusia atau menyadarkan mereka atas kelemahanya untuk mendatangkan semisal Al-Qur’an akan tetapi tujuan yang sebenarnya adalah untuk menjelaskan kebenaran Al-Qur’an dan Rasul yang membawanya dan sekaligus menetapkan bahwa sesuatu yang dibawa oleh mereka hanya sekedar menyampaikan risalah Allah SWT, mengkhabarkan dan menyerukan.
Mu’jizah juga diartikan sebagai sesuatu yang menyalahi kebiasaan atau tradisi. Dengan demikian, secara kebahasaan, mukjizat dapat diartikan sebagai sesuatu yang luar biasa pada seseorang yang tidak mampu dibuat atau dilakukan orang lain.
D.      Aspek Kemukjizatan Al-Qur’an
Al-Qur’an diyakini sebagai mukjizat yang terbesar dan kekal abadi, mempunyai kedudukan mulia, serta dapat mendapat tempat yang agung di hati kaum muslimin karena keautentikannya.
1.      Segi Al-Qur’an Sendiri
Al-Qur’an memiliki beberapa ciri dan sifat, salah satunya bahwa ia merupakan kitab yang keautentikannya dijamin dan dipelihara oleh Allah.
$¯RÎ) ß`øtwU $uZø9¨tR tø.Ïe%!$# $¯RÎ)ur ¼çms9 tbqÝàÏÿ»ptm: ÇÒÈ
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya (QS. Al-Hijr: 9)
Allah menjamin keautentikan Al-Qur’an atar dasar kemahakuasaan-Nya dan berkat usha-usaha yang dilakukan manusia menurut kehendak-Nya. Dengan jaminan tersebut, setiap muslim percaya bahwa apa yang dbaca dan didengarnya dalam Al-Qur;an tidak akan berbeda sedikit pun dengan apa yang dibaca Rasulullah saw.
2.      Segi Kesejarahan
Al-Qur’an diturunkan dalam kurun waktu sekitar 22 tahun. Menurut ulama, Al-Qur’an turun dalam waktu 22 tahun, 2 bulan, 22 hari. Kondisi masyarakat Arab pada saat turunnya Al-Qur’an masih belum mengenal baca tulis, serta kesusastraan. Al-Qur’an mencapai tingakat tertinggi dari segi keindahan bahasanya dan sangat mengagumkan.
Beberapa faktor itu menjadi penunjang dihafalkannya ayat-ayat Al-Qur’an oleh Rasulullah  saw dan para sahabatnya. Bahkan tercatat dalam sejarah bahwa banyak sahabat hafal Al-Qur’an. Dalam perang Yamamah saja , tercatat ada sekitar 70 orang penghafal Al-Qur’an yang mati syahid.
Untuk menjamin terpeliharanya Al-Qur’an, disamping dihafalkan, Rasulullah saw juga memerintahkan para sahabat untuk menuliskannya. Setiap ada ayat yang turun, Rasulullah saw memanggil bebrapa sahabat yang dikenal pandai menulis untuk menuliskannya.
3.      Segia Bahasa Al-Qur’an
Al-Qur’an menggunakan bahasa Arab Quraisy yang mengandung sastra Arab yang sangat tinggi dan meliputi segala segi. Bahkan, Al-Qur’an menpunyai gaya bahasa khas yang tidak dapat ditiru para sastrawan Arab sekalipun. Hal itu disebabkan oleh susunannya yang indah, kalimat-kalimatnya yang menakjubkan.
Keindahan uslub Al-Qur’an benar-benar membuat orang-orang Arab dan non-Arab kagum dan terpesona. Susunan kalimat diungkapkan dalam bahasa Al-Qur’an sangat sempurna. Ketika orang membaca Al-Qur’an dengan memahami isinya, ia akan makin mengetahui kelebihan-kelebihan yang dikandung Al-Qur’an.
4.      Segi Kandungan Al-Qur’an
Berdasarkan pendapat para ahli tafsir, dari segi isi dan ilustrasinya, kemukjizatannya Al-Qur’an dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu berkenaan dengan yang gaib, informasi masa lalu dan masa yang akan datang, serta pensyariatan hukum universal (Lilis Fauziyah dan Andi Setyawan, 2013: 4).
a.       Berkenaan dengan hal-hal yasng gaib, Al-Qur’an mengungkapkan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi, baik di dunia maupun akhirat.
ãPtökߎy ßìôJpgø:$# tbq9uqãƒur tç/$!$# ÇÍÎÈ
Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang (QS. Al-Qamar: 45).
b.      Berkenaan dengan informasi masa lalu, Al-Qur’an mengungkapkan kisah-kisah perjalanan mulai dari Nabi Adam a.s sampai Nabi Muhammad saw
E.       Al Qur’an Sebagai Wahyu Allah
1.      Al-Qur’an sebagai kitab yang universal
Al-qur’an tidak mengkhususkan pembicaraannya kepada tertentu. Akan tetapi Al-qur’an membicarakan seluruh manusia, baik umat Islam maupun non Islam. Termasuk orang kafir, musyrik, ahli kitab, Yahudi, Bani Israil maupun nasrani. Di sisni Al-qur’an memberi alasan ataupun hujjah kepada mereka dan mengajak untuk menerima ajaran-ajaran Al-qur’an menyeru kepada semua penghuni alam tanpa membedakan status maupun golongan.
÷bÎ) uqèd žwÎ) ֍ø.ÏŒ tûüÏHs>»yèù=Ïj9 ÇÑÐÈ
Al Quran Ini tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta alam. (QS. Shaad: 87).
2.      Al-qur’an kitab yang sempurna
Al-qur’an memuat dan mererangkan tujuan utama umat manusia dengan bukti-bukti kuat dan sempurna. Tujuan itu akan dapat dicapai dengan pandangan realistik terhadap alam dan dengan melaksanakan pokok-pokok akhlak serta hukum-hukum perbuatan.
!$uZø9tRr&ur y7øs9Î) |=»tGÅ3ø9$# Èd,ysø9$$Î/ $]%Ïd|ÁãB $yJÏj9 šú÷üt/ Ïm÷ƒytƒ z`ÏB É=»tGÅ6ø9$# $·YÏJøygãBur Ïmøn=tã (
Dan kami Telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu (QS. Al-Maidah: 48)
3.       Al-qur’an sebagai kitab yang abadi
Al-qur’an adalah sebuah kitab yang abadi sepanjang masa atau zaman. Suatu perkataan yang sepenuhnya benar. Oleh karena itu Al-qur’an tidak terbatas waktu akan tetapi sepanjang zaman sampai hari kiamat.
¨bÎ) tûïÏ%©!$# (#rãxÿx. ̍ø.Ïe%!$$Î/ $£Js9 öNèduä!%y` ( ¼çm¯RÎ)ur ë=»tGÅ3s9 ÖƒÌtã ÇÍÊÈ žw ÏmÏ?ù'tƒ ã@ÏÜ»t7ø9$# .`ÏB Èû÷üt/ Ïm÷ƒytƒ Ÿwur ô`ÏB ¾ÏmÏÿù=yz ( ×@ƒÍ\s? ô`ÏiB AOŠÅ3ym 7ŠÏHxq ÇÍËÈ
Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari Al Quran ketika Al Quran itu datang kepada mereka, (mereka itu pasti akan celaka), dan Sesungguhnya Al Quran itu adalah Kitab yang mulia. Yang tidak datang kepadanya (Al Quran) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Rabb yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji. (QS. Fussilat: 41-42)
4.      Al-qur’an mengandung kebenaran
Al-qur’an sebagai bukti kebenaran tentang kenabian Muhammad Saw. bukti tersebut dikemukakan dalam bentuk tantangan yang sifatnya bertahap seperti
a.       Al-qur’an menantang siapa saja yang meragukannya untuk menyusun semacam Al-qur’an.
(#qè?ù'uù=sù ;]ƒÏpt¿2 ÿ¾Ï&Î#÷WÏiB bÎ) (#qçR%x. šúüÏ%Ï»|¹ ÇÌÍÈ
 Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat yang semisal Al Quran itu jika mereka orang-orang yang benar. (QS. At-Thuur: 34)
b.      Al-qur’an menantang mereka yang meragukan untuk menyusun sepuluh surat yang semacam dengan Al-qur’an.
÷Pr& šcqä9qà)tƒ çm1uŽtIøù$# ( ö@è% (#qè?ù'sù ÎŽô³yèÎ/ 9uqß ¾Ï&Î#÷VÏiB ;M»tƒuŽtIøÿãB (#qãã÷Š$#ur Ç`tB OçF÷èsÜtGó$# `ÏiB Èbrߊ «!$# bÎ) óOçFZä. tûüÏ%Ï»|¹ ÇÊÌÈ
Bahkan mereka mengatakan: "Muhammad Telah membuat-buat Al Quran itu", Katakanlah: "(Kalau demikian), Maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar". (QS. Hud: 13)
c.       Al-qur’an menantang meraka yang meragukan untuk menyusun satu surah saja yang semacam Al-qur’an
÷Pr& tbqä9qà)tƒ çm1uŽtIøù$# ( ö@è% (#qè?ù'sù ;ouqÝ¡Î/ ¾Ï&Î#÷VÏiB (#qãã÷Š$#ur Ç`tB OçF÷èsÜtGó$# `ÏiB Èbrߊ «!$# bÎ) ÷LäêYä. tûüÏ%Ï»|¹ ÇÌÑÈ
Atau (patutkah) mereka mengatakan "Muhammad membuat-buatnya." Katakanlah: "(Kalau benar yang kamu katakan itu), Maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil (untuk membuatnya) selain Allah, jika kamu orang yang benar." (QS. Yunus: 38)
d.      Al-qur’an menentang mereka yang meragukannya untuk menyusun sesuatu yang seperti atau lebih kurang sama dengan satu surah dari Al-Qur’an.
bÎ)ur öNçFZà2 Îû 5=÷ƒu $£JÏiB $uZø9¨tR 4n?tã $tRÏö7tã (#qè?ù'sù ;ouqÝ¡Î/ `ÏiB ¾Ï&Î#÷VÏiB (#qãã÷Š$#ur Nä.uä!#yygä© `ÏiB Èbrߊ «!$# cÎ) öNçFZä. tûüÏ%Ï»|¹ ÇËÌÈ
Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang kami wahyukan kepada hamba kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. (QS. Al-Baqarah” 23)