Umat Islam
menggunakan Al-Qur’an untuk mengatur kehidupannya. Al-Qur’an merupakan kitab
suci umat Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. Orang yang mau
membaca dan mempelajari Al-Qur’an akan mendapat ganjaran dari Allah Swt.
A.
Pengertian Al-Qur’an
Allah Swt menamai kitab suci-Nya
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw dengan nama Al-Qur’an. Dikalangan
ulama, terdapat beberapa pendapat tentang asal kata Al-Qur’an (Anwar Rosihan,
2004:34-38), diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Asy-Syafi’I berpendapat bahwa kata Al-Qur’an
itu ditulis dan dibaca tanpa hamzah (Al-Quran bukan Al-Qur’an) serta tidak
diambil dari kata lain. Ia adalah nama khusus untuk kitab suci yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad saw, sebagaimana nama Injil dan Taurat yang masing-masing
diberikan kepada Nabi Isa a.s. dan Musa a.s.
2.
Al-Lihyani berpendapat
bahwa lafal Al-Qur’an itu menggunakan huruf hamzah, yaitu bentuk masdar dari
kata qaraa yang berarti membaca. Hanya saja, lafal Al-Qur’an itu menurut
Al-Lihyani sama dengan arti maqru, yaitu yang dibaca.
3.
Dr. Subhi ash-Shalih
mengemukakan bahwa pendapat yang paling kuat adalah lafal Al-Qur’an itu masdar
dan sinonim dengan lafal qira’ah
¨bÎ)
$uZøn=tã
¼çmyè÷Hsd
¼çmtR#uäöè%ur
ÇÊÐÈ #sÎ*sù
çm»tRù&ts%
ôìÎ7¨?$$sù
¼çmtR#uäöè% ÇÊÑÈ
Sesungguhnya atas tanggungan
kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila
kami Telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu (QS.
Al-Qiyamah: 17-18).
Menurut istilah
(terminology), Al-Qur’an adalah Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad saw dengan perantara Malaikat Jibril, menjadi mukjizat atas
kenabiannya, tertulis dalam bahasa Arab yang sampai kepada kita dengan jalan
mutawatir, dan membacanya merupakan ibadah (Hakim Atang dan Jaih Mubarok, 2008:
16).
Menurut Dr. Subhi ash-Shalih, definisi
Al-Qur’an adalah sebuah Kitab Allah yang mengandung mukjizat yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad saw yang tertulis dalam mushaf-mushaf yang sampai kepada
kita dengan jalan mutawatir, dan membacanya menjadi ibadah (Lilis Fauziyah dan
Andi Setyawan, 2013: 4).
Syeikh Khudhari Beik menerangkan
bahwa Al-Qur’an adalah firman Allah, berbahasa Arab, yang diturunkan kepada
Muhammad saw, untuk dipahami isinya dan selalu diingat disampaikan dengan cara
mutawatir, ditulis dalam mushaf yang dimulai dari Surah Al-Fatihah dan diakhiri
dengan Surah An-Nas (Lilis Fauziyah dan Andi Setyawan, 2013: 4).
Muhammad Abduh mengemukakan bahwa
Al-Qur’an ialah bacaan yang tertulis dalam mushaf-mushaf yang terpelihara dalam
hafalan-hafalan kaum muslimin (Lilis Fauziyah dan Andi Setyawan, 2013: 4).
Dengan demikian, selain menjadi
bacaan umat Islam, Al-Qur’an juga merupakan petunjuk bagi seluruh umat manusia,
termasuk petunjuk dan pedoman dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
B.
Nama-nama Al-Qur’an
1.
Al Kitab
Kata kitab di dalam bahasa Arab dengan baris tanwin di
akhirnya (kitabun) memberikan makna umum yaitu sebuah kitab yang tidak
khusus. Apabila di tambah dengan alif dan laam di depannya menjadi al kitab
ia telah berubah menjadi suatu yang khusus (tertentu). Dalam hubungan ini, nama
lain bagi Al-Qur’an disebut Allah adalah Al-Kitab.
y7Ï9ºs
Ü=»tGÅ6ø9$#
w
|=÷u
¡
ÏmÏù
¡
Wèd
z`É)FßJù=Ïj9
ÇËÈ
Kitab
(Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (Al-Baqarah:
2)
2.
Al Huda
Allah telah menyatakan
bahwa al-Qur’an adalah petunjuk. Maksudnya sebagai petunjuk adalah
Al-Qur’an merupakan sumber rujukan dan kompas bagi kehidupan manusia.
ãöky tb$ÒtBu
üÏ%©!$# tAÌRé&
ÏmÏù
ãb#uäöà)ø9$#
Wèd
Ĩ$¨Y=Ïj9
;M»oYÉit/ur z`ÏiB
3yßgø9$#
Èb$s%öàÿø9$#ur
4
`yJsù
yÍky
ãNä3YÏB
tök¤¶9$#
çmôJÝÁuù=sù (
`tBur
tb$2
$³ÒÍsD ÷rr& 4n?tã
9xÿy
×o£Ïèsù ô`ÏiB
BQ$r&
tyzé&
3
ßÌã
ª!$# ãNà6Î/
tó¡ãø9$#
wur ßÌã
ãNà6Î/
uô£ãèø9$#
(#qè=ÏJò6çGÏ9ur
no£Ïèø9$#
(#rçÉi9x6çGÏ9ur ©!$# 4n?tã
$tB
öNä31yyd
öNà6¯=yès9ur crãä3ô±n@
ÇÊÑÎÈ
(beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan
yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia
dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak
dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri
tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan
barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah
baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang
lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran
bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu
mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu
bersyukur. (Al-Baqarah: 185)
3. Al Furqan
Allah
memberikan nama lain Al-Qur’an dengan Al Furqan sebagai pembeda antara yang haq
dengan yang batil.
x8u$t6s? Ï%©!$# tA¨tR tb$s%öàÿø9$# 4n?tã ¾ÍnÏö6tã tbqä3uÏ9 úüÏJn=»yèù=Ï9 #·ÉtR ÇÊÈ
Maha
Suci Allah yang Telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar
dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam. (Al
Furqan: 1)
4.
Ar Rahmah
Allah
memberikan nama lain Al-Qur’an dengan rahmat karena
dengan Al-Qur’an ini akan melahirkan iman dan
hikmah.
ãAÍit\çRur
z`ÏB Èb#uäöà)ø9$#
$tB
uqèd Öä!$xÿÏ© ×puH÷quur
tûüÏZÏB÷sßJù=Ïj9
wur ßÌt
tûüÏJÎ=»©à9$#
wÎ) #Y$|¡yz ÇÑËÈ
Dan
kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang
yang zalim selain kerugian. (Al Israa’: 82)
5.
Ar Ruuh
Allah
memberikan nama lain Al-Qur’an ini sebagai ruh. Sifat ruh adalah menghidupkan
sesuatu. Dalam hubungan ini, menurut ulama, Al Qur’an mampu menghidupkan
hati-hati yang mati sehingga dekat dengan penciptanya.
y7Ï9ºxx.ur
!$uZøym÷rr& y7øs9Î) %[nrâ
ô`ÏiB
$tRÌøBr&
4
$tB
|MZä.
Íôs?
$tB
Ü=»tGÅ3ø9$#
wur ß`»yJM}$#
`Å3»s9ur çm»oYù=yèy_
#YqçR
Ïök¨X
¾ÏmÎ/
`tB
âä!$t±®S ô`ÏB $tRÏ$t6Ïã
4
y7¯RÎ)ur üÏöktJs9
4n<Î)
:ÞºuÅÀ
5OÉ)tGó¡B
ÇÎËÈ
Dan
Demikianlah kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah kami.
sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula
mengetahui apakah iman itu, tetapi kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang
kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba kami. dan
Sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (As
Syura: 52)
6.
As Syifa’
Allah
memberikan nama lain Al-Qur’an dengan As Syifa’ karena Al-Qur’an
dapat mnegobati berbagai macam penyakit, terutama penyakit hati.
$pkr'¯»t
â¨$¨Z9$# ôs% Nä3ø?uä!$y_
×psàÏãöq¨B
`ÏiB öNà6În/§
Öä!$xÿÏ©ur
$yJÏj9
Îû
ÍrßÁ9$#
Yèdur
×puH÷quur
tûüÏYÏB÷sßJù=Ïj9 ÇÎÐÈ
Hai
manusia, Sesungguhnya Telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman. (Yunuus: 57).
7.
Az
Zikr.
Al Qur’an disebut juga Al Zikr karena
memiliki fungsi sebagai pemberi peringatan.
“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan
Al Qur’an dan pasti Kami (pula) yang memeliaranya.” (QS Al Hijr : 9)
8.
Al Hikmah.
Al Qur’an disebut juga Al Hikmah karena
segala yang terkandung di dalam Al Qur’an adalah kebijaksanaan.
y7Ï9ºs
!$£JÏB
#Óyr÷rr& y7øs9Î) y7/u
z`ÏB ÏpyJõ3Ïtø:$# 3
wur ö@yèøgrB yìtB «!$# $·g»s9Î) tyz#uä
4s+ù=çFsù
Îû
tL©èygy_ $YBqè=tB #·qãmô¨B
ÇÌÒÈ
Itulah
sebagian hikmah yang diwahyukan Tuhanmu kepadamu. dan janganlah kamu mengadakan
Tuhan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu dilemparkan ke dalam
neraka dalam keadaan tercela lagi dijauhkan (dari rahmat Allah). (Al
Israa’: 39)
9. Al Tanziil.
Al Qur’an disebut juga Al Tanziil
karena ia adalah kitab suci yang diturunkan.
¼çm¯RÎ)ur
ã@Í\tGs9
Éb>u
tûüÏHs>»yèø9$#
ÇÊÒËÈ
Dan
Sesungguhnya Al Quran Ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta Alam (Asy
Syuraa’: 192).
C.
Pengertian Mukjizat
Secara etimologi, kata mukjizat
berasal dari bahasa Arab mu’jizah. Mu’jizah adalah bentuk muannas dati kata
mu’jiz, yang melamahkan atau mengalahkan lawan (Anwar Rosihan, 2004:40).
y]yèt7sù ª!$# $\/#{äî ß]ysö7t Îû
ÇÚöF{$# ¼çmtÎãÏ9
y#øx.
ͺuqã nouäöqy ÏmÅzr&
4
tA$s%
#ÓtLn=÷uq»t
ßN÷yftãr&
÷br& tbqä.r&
@÷WÏB
#x»yd
É>#{äóø9$#
yͺuré'sù
nouäöqy ÓÅr&
(
yxt7ô¹r'sù
z`ÏB tûüÏBÏ»¨Y9$#
ÇÌÊÈ
Kemudian Allah menyuruh seekor
burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil)
bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Berkata Qabil: "Aduhai
celaka aku, Mengapa Aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu Aku
dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" Karena itu jadilah dia seorang
diantara orang-orang yang menyesal. (QS. Al-Maidah: 31)
Maksud kumukjizatan Al-Qur’an bukan semata mata untuk
melemahkan manusia atau menyadarkan mereka atas kelemahanya untuk mendatangkan
semisal Al-Qur’an akan tetapi tujuan yang sebenarnya adalah untuk menjelaskan
kebenaran Al-Qur’an dan Rasul yang membawanya dan sekaligus menetapkan bahwa
sesuatu yang dibawa oleh mereka hanya sekedar menyampaikan risalah Allah SWT,
mengkhabarkan dan menyerukan.
Mu’jizah juga diartikan sebagai
sesuatu yang menyalahi kebiasaan atau tradisi. Dengan demikian, secara
kebahasaan, mukjizat dapat diartikan sebagai sesuatu yang luar biasa pada
seseorang yang tidak mampu dibuat atau dilakukan orang lain.
D.
Aspek Kemukjizatan
Al-Qur’an
Al-Qur’an diyakini sebagai mukjizat
yang terbesar dan kekal abadi, mempunyai kedudukan mulia, serta dapat mendapat
tempat yang agung di hati kaum muslimin karena keautentikannya.
1.
Segi Al-Qur’an Sendiri
Al-Qur’an
memiliki beberapa ciri dan sifat, salah satunya bahwa ia merupakan kitab yang
keautentikannya dijamin dan dipelihara oleh Allah.
$¯RÎ)
ß`øtwU
$uZø9¨tR
tø.Ïe%!$#
$¯RÎ)ur
¼çms9
tbqÝàÏÿ»ptm: ÇÒÈ
Sesungguhnya
Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya kami benar-benar
memeliharanya (QS. Al-Hijr: 9)
Allah
menjamin keautentikan Al-Qur’an atar dasar kemahakuasaan-Nya dan berkat
usha-usaha yang dilakukan manusia menurut kehendak-Nya. Dengan jaminan
tersebut, setiap muslim percaya bahwa apa yang dbaca dan didengarnya dalam
Al-Qur;an tidak akan berbeda sedikit pun dengan apa yang dibaca Rasulullah saw.
2.
Segi Kesejarahan
Al-Qur’an
diturunkan dalam kurun waktu sekitar 22 tahun. Menurut ulama, Al-Qur’an turun
dalam waktu 22 tahun, 2 bulan, 22 hari. Kondisi masyarakat Arab pada saat
turunnya Al-Qur’an masih belum mengenal baca tulis, serta kesusastraan.
Al-Qur’an mencapai tingakat tertinggi dari segi keindahan bahasanya dan sangat
mengagumkan.
Beberapa
faktor itu menjadi penunjang dihafalkannya ayat-ayat Al-Qur’an oleh
Rasulullah saw dan para sahabatnya.
Bahkan tercatat dalam sejarah bahwa banyak sahabat hafal Al-Qur’an. Dalam
perang Yamamah saja , tercatat ada sekitar 70 orang penghafal Al-Qur’an yang
mati syahid.
Untuk
menjamin terpeliharanya Al-Qur’an, disamping dihafalkan, Rasulullah saw juga
memerintahkan para sahabat untuk menuliskannya. Setiap ada ayat yang turun,
Rasulullah saw memanggil bebrapa sahabat yang dikenal pandai menulis untuk
menuliskannya.
3.
Segia Bahasa
Al-Qur’an
Al-Qur’an
menggunakan bahasa Arab Quraisy yang mengandung sastra Arab yang sangat tinggi
dan meliputi segala segi. Bahkan, Al-Qur’an menpunyai gaya bahasa khas yang
tidak dapat ditiru para sastrawan Arab sekalipun. Hal itu disebabkan oleh
susunannya yang indah, kalimat-kalimatnya yang menakjubkan.
Keindahan
uslub Al-Qur’an benar-benar membuat orang-orang Arab dan non-Arab kagum dan
terpesona. Susunan kalimat diungkapkan dalam bahasa Al-Qur’an sangat sempurna.
Ketika orang membaca Al-Qur’an dengan memahami isinya, ia akan makin mengetahui
kelebihan-kelebihan yang dikandung Al-Qur’an.
4.
Segi Kandungan
Al-Qur’an
Berdasarkan
pendapat para ahli tafsir, dari segi isi dan ilustrasinya, kemukjizatannya
Al-Qur’an dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu berkenaan dengan yang gaib, informasi
masa lalu dan masa yang akan datang, serta pensyariatan hukum universal (Lilis
Fauziyah dan Andi Setyawan, 2013: 4).
a.
Berkenaan dengan
hal-hal yasng gaib, Al-Qur’an mengungkapkan peristiwa-peristiwa yang akan
terjadi, baik di dunia maupun akhirat.
ãPtökßy
ßìôJpgø:$#
tbq9uqãur
tç/$!$#
ÇÍÎÈ
Golongan itu pasti akan dikalahkan
dan mereka akan mundur ke belakang (QS. Al-Qamar: 45).
b.
Berkenaan dengan
informasi masa lalu, Al-Qur’an mengungkapkan kisah-kisah perjalanan mulai dari
Nabi Adam a.s sampai Nabi Muhammad saw
E. Al Qur’an Sebagai Wahyu Allah
1.
Al-Qur’an
sebagai kitab yang universal
Al-qur’an
tidak mengkhususkan pembicaraannya kepada tertentu. Akan tetapi Al-qur’an
membicarakan seluruh manusia, baik umat Islam maupun non Islam. Termasuk orang
kafir, musyrik, ahli kitab, Yahudi, Bani Israil maupun nasrani. Di sisni
Al-qur’an memberi alasan ataupun hujjah kepada mereka dan mengajak untuk
menerima ajaran-ajaran Al-qur’an menyeru kepada semua penghuni alam tanpa
membedakan status maupun golongan.
÷bÎ) uqèd wÎ) Öø.Ï tûüÏHs>»yèù=Ïj9 ÇÑÐÈ
Al Quran Ini tidak lain hanyalah
peringatan bagi semesta alam. (QS.
Shaad: 87).
2.
Al-qur’an kitab
yang sempurna
Al-qur’an
memuat dan mererangkan tujuan utama umat manusia dengan bukti-bukti kuat dan
sempurna. Tujuan itu akan dapat dicapai dengan pandangan realistik terhadap
alam dan dengan melaksanakan pokok-pokok akhlak serta hukum-hukum perbuatan.
!$uZø9tRr&ur y7øs9Î) |=»tGÅ3ø9$# Èd,ysø9$$Î/ $]%Ïd|ÁãB $yJÏj9 ú÷üt/ Ïm÷yt z`ÏB É=»tGÅ6ø9$# $·YÏJøygãBur Ïmøn=tã (
Dan kami Telah turunkan kepadamu Al
Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu
kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab
yang lain itu (QS. Al-Maidah:
48)
3.
Al-qur’an
sebagai kitab yang abadi
Al-qur’an
adalah sebuah kitab yang abadi sepanjang masa atau zaman. Suatu perkataan yang
sepenuhnya benar. Oleh karena itu Al-qur’an tidak terbatas waktu akan tetapi
sepanjang zaman sampai hari kiamat.
¨bÎ) tûïÏ%©!$# (#rãxÿx. Ìø.Ïe%!$$Î/ $£Js9 öNèduä!%y` (
¼çm¯RÎ)ur ë=»tGÅ3s9 ÖÌtã ÇÍÊÈ w
ÏmÏ?ù't ã@ÏÜ»t7ø9$# .`ÏB Èû÷üt/ Ïm÷yt wur ô`ÏB ¾ÏmÏÿù=yz (
×@Í\s? ô`ÏiB AOÅ3ym 7ÏHxq ÇÍËÈ
Sesungguhnya orang-orang yang
mengingkari Al Quran ketika Al Quran itu datang kepada mereka, (mereka itu
pasti akan celaka), dan Sesungguhnya Al Quran itu adalah Kitab yang mulia. Yang
tidak datang kepadanya (Al Quran) kebatilan baik dari depan maupun dari
belakangnya, yang diturunkan dari Rabb yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji. (QS. Fussilat: 41-42)
4.
Al-qur’an mengandung
kebenaran
Al-qur’an
sebagai bukti kebenaran tentang kenabian Muhammad Saw. bukti tersebut
dikemukakan dalam bentuk tantangan yang sifatnya bertahap seperti
a.
Al-qur’an
menantang siapa saja yang meragukannya untuk menyusun semacam Al-qur’an.
(#qè?ù'uù=sù ;]Ïpt¿2 ÿ¾Ï&Î#÷WÏiB bÎ) (#qçR%x. úüÏ%Ï»|¹ ÇÌÍÈ
Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat
yang semisal Al Quran itu jika mereka orang-orang yang benar. (QS. At-Thuur: 34)
b.
Al-qur’an
menantang mereka yang meragukan untuk menyusun sepuluh surat yang semacam
dengan Al-qur’an.
÷Pr& cqä9qà)t çm1utIøù$# (
ö@è% (#qè?ù'sù Îô³yèÎ/ 9uqß ¾Ï&Î#÷VÏiB ;M»tutIøÿãB (#qãã÷$#ur Ç`tB OçF÷èsÜtGó$# `ÏiB Èbrß «!$# bÎ) óOçFZä. tûüÏ%Ï»|¹ ÇÊÌÈ
Bahkan
mereka mengatakan: "Muhammad Telah membuat-buat Al Quran itu",
Katakanlah: "(Kalau demikian), Maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang
dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup
(memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar". (QS. Hud: 13)
c.
Al-qur’an
menantang meraka yang meragukan untuk menyusun satu surah saja yang semacam
Al-qur’an
÷Pr& tbqä9qà)t çm1utIøù$# (
ö@è% (#qè?ù'sù ;ouqÝ¡Î/ ¾Ï&Î#÷VÏiB (#qãã÷$#ur Ç`tB OçF÷èsÜtGó$# `ÏiB Èbrß «!$# bÎ) ÷LäêYä. tûüÏ%Ï»|¹ ÇÌÑÈ
Atau
(patutkah) mereka mengatakan "Muhammad membuat-buatnya." Katakanlah:
"(Kalau benar yang kamu katakan itu), Maka cobalah datangkan sebuah surat
seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil (untuk
membuatnya) selain Allah, jika kamu orang yang benar." (QS. Yunus: 38)
d.
Al-qur’an
menentang mereka yang meragukannya untuk menyusun sesuatu yang seperti atau
lebih kurang sama dengan satu surah dari Al-Qur’an.
bÎ)ur öNçFZà2 Îû 5=÷u $£JÏiB $uZø9¨tR 4n?tã $tRÏö7tã (#qè?ù'sù ;ouqÝ¡Î/ `ÏiB ¾Ï&Î#÷VÏiB (#qãã÷$#ur Nä.uä!#yygä© `ÏiB Èbrß «!$# cÎ) öNçFZä. tûüÏ%Ï»|¹ ÇËÌÈ
Dan jika kamu (tetap) dalam
keraguan tentang Al Quran yang kami wahyukan kepada hamba kami (Muhammad),
buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah
penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. (QS.
Al-Baqarah” 23)