Peterpan - Semua Tentang Kita by Umar At-Tipari

Rabu, 25 September 2013

Marry Your Daughter



Sir, I'm a bit nervous
About being here today
Still not real sure what I'm going to say
So bare with me please
If I take up too much of your time.
See in this box is a ring for your oldest.
She's my everything and all that I know is
It would be such a relief if I knew that we were on the same side
Cause very soon I'm hoping that I...

Can marry your daughter
And make her my wife
I want her to be the only girl that I love for the rest of my life
And give her the best of me 'til the day that I die, yeah
I'm gonna marry your princess
And make her my queen
She'll be the most beautiful bride that I've ever seen
I can't wait to smile
When she walks down the aisle
On the arm of her father
On the day that I marry your daughter

She's been here every step
Since the day that we met
(I'm scared to death to think of what would happen if she ever left)
So don't you ever worry about me ever treating her bad
I've got most of my vows done so far
(So bring on the better or worse)
And 'til death do us part
There's no doubt in my mind
It's time
I'm ready to start
I swear to you with all of my heart...

I'm gonna marry your daughter
And make her my wife
I want her to be the only girl that I love for the rest of my life
And give her the best of me 'til the day that I die, yeah
I'm gonna marry your princess
And make her my queen
She'll be the most beautiful bride that I've ever seen
I can't wait to smile
As she walks down the aisle
On the arm of her father
On the day that I marry your daughter

The first time I saw her
I swear I knew that I'd say I do

I'm gonna marry your daughter
And make her my wife
I want her to be the only girl that I love for the rest of my life
And give her the best of me 'till the day that I die
I'm gonna marry your princess
And make her my queen
She'll be the most beautiful bride that I've ever seen
I can't wait to smile
As she walks down the aisle
On the arm of her father
On the day that I marry your daughter

# Marry Your Daughter by Brian Mcknight


Senin, 23 September 2013

Sekolah Hanya Untuk Orang Pintar

*Murid paling lambat mengertinya

Apakah sekolah itu hanya untuk orang yang pintar saja?

Setiap kali ada diskusi tentang ini, ketika ada sebagian orang yang tidak bisa masuk ke sebuah sekolah yang bagus, universitas yang keren, maka ada saja orang yang berkomentar: "makanya dong, rajin2 belajar, pintar. biar bisa lulus ujian masuknya". Maka pertanyaannya adalah apakah sekolah itu hanya untuk orang yang pintar saja?

Kampus top (menurut definisi kebanyakan orang) seperti Universitas Indonesia, ITB, UGM, dsbgnya itu jelas susah payah masuknya. Tapi ketika ada anak SMA yg menangis tidak diterima, bukan berarti orang lain bisa bilang, "makanya dong, rajin2 belajar, biar lulus ujian masuknya." Karena kita tidak tahu jangan2 anak tersebut sudah siang malam belajar, sudah mati2an menggapai cita2nya, dan ketika dia kalah pintar dibanding ribuan peserta test lainnya, apakah dia tidak berhak masuk UI, ITB dan UGM tersebut? Apakah sudah nasibnya harus menerima komentar ayo dong dek, kalau otaknya pas2an mbok ya cari kampus lain yang biasa saja, cocok. Apakah sudah nasibnya dia harus kuliah di tempat biasa2 saja? Biar tidak hang, eror, stress nantinya karena ketemu orang pintar semua?

Saya paham sekali, tidak mungkin kampus2 top ini menerima semua orang. Tidak mampu kapasitasnya. Saya juga paham, test kepintaran adalah salah-satu alat yang paling adil untuk menyeleksi calon mahasiswa. Tapi semua orang juga harus paham, apakah sekolah itu hanya untuk orang yang pintar saja?

Siapa yang akan mendidik orang2 bego, bodoh, lambat kalau ternyata bagi mereka hanya tersisa sekolah2 yang cocok bagi mereka? Sedangkan sekolah top hanya mau mendidik yang top saja?

Tenang saja, sebelum kita berpikir kemana2, tulisan ini tidak didesain untuk berdebat panjang lebar, tidak perlu beradu argumen, cukup dipikirkan saja. Karena pada kenyataannya, kampus2 top itu sekarang malah asyik dengan cara lain merekrut murid2nya, dengan kriteria lain yang jauh sekali dari prinsip adil dan bermartabat. Tapi sy tidak akan membahasnya. Bisa pusing sendiri menghadapi sistem yg ada.

Catatan ini dibuat agar orang2 yang hendak menjadi guru, sedang menjadi guru, atau telah lama menjadi guru kembali mengingat prinsip mulia dari seorang pendidik. Apakah kita hanya akan mengajar murid2 yg pintar saja? Atau sebaliknya kita bersedia mengajar siapapun sepanjang orang itu bersedia menuntut ilmu kepada kita?

Mari kita beranjak lebih tinggi dari sempitnya sistem, dari rumitnya kebijakan, peraturan, regulasi. Mari kita tinggalkan itu semua. Pendidik berada di atas segala runyamnya situasi. Bahkan guru SD yang baik, terpencil lokasinya, jelas lebih penting dibanding pejabat2 dan sistem yang ada--setidkanya bagi murid2 di sekolah itu.

Panggil pemahaman terbaik kita. Bahwa semua orang berhak memperoleh pendidikan, termasuk murid kita yang paling lambat mengertinya, paling cemong, paling lusuh. Dia pun berhak atas pendidikan terbaik. Semua orang berhak mengecap pendidikan. Mau dia bodoh, miskin, berhak. Bahkan dalam kasus paling ekstrem, ketika dia malas sekalipun, dia tetap berhak memperoleh seorang guru terbaik untuk mengatasi kemalasannya, guru yang tidak mudah menyerah atas kemalasannya tersebut.

*Tere Liye, catatan menjelang rilisnya novel "Amelia".

Senin, 16 September 2013

Rahasia Kematian

*Menyentuh Langit

Apakah mati itu rahasia Allah? Mutlak ditentukan oleh Allah? Maka jawabannya iya.

Ada beberapa orang yang mungkin karena terlalu kreatif atau jenius akan bilang: Nggak juga tuh, sy bisa menentukan kapan sy mati, misalnya saya naik ke menara tinggi, terus loncat. Mati, kan? Saya bisa menentukan sendiri, kan? Maka, komentar saya atas bersilat lidah ini simpel: ayo dik, buruan naik ke tower sana, mari kita buktikan apakah pendapat Anda ini benar atau tidak. Nanti saya nungguin di bawahnya.

Pun saat Fir'aun dengan gagah sekali bilang dia adalah Tuhan, dia bisa menentukan mati hidupnya seseorang. Jika dia berseru, pancung, maka pasukannya akan memancung orang. Jika dia bilang, hidup, maka pasukannya akan membiarkan orang lain hidup. Itu seolah masuk akal, sekilas nampak, bahwa mati dan hidup ternyata ditentukan oleh Fir'aun. Dia bilang mati, maka mati. Dia bilang hidup, maka hidup. Tapi nyatanya tidak. Nabi Musa adalah bantahan paling jelas, Musa adalah bayi laki-laki dari kaum yang harus dimusnahkan oleh pasukan Fir'aun, ketika ribuan bayi laki2 diburu di jaman itu, bayi Musa justeru tetap hidup, malah dibesarkan di istananya, jadi anak kesayangan Fir'aun dan jadi musabab runtuhnya Fir'aun. Lantas dimana hak preogratif Fir'aun yang seolah tidak bisa dibantah tentang hidup mati manusia jaman itu? Kalau dia memang berkuasa penuh, apa susahnya dia bilang, bunuh itu bayi. Ternyata dia tidak kuasa, malah jatuh sayang pada si bayi. Aduh bagaimana ini, bahkan Fir'aun sendiri pun tidak kuasa mengendalikan hatinya sendiri.

Tentu saja, dunia ini berjalan atas hukum alam yang sudah ditentukan. Apakah mati itu rahasia Allah? Mutlak ditentukan oleh Allah. Tapi hanya orang2 yang memperumit diri sendiri saat bilang, baiklah, saya akan mencoba mencekoki orang lain minum baygon deh, kita lihat mati apa kagak. Ada peraturan alam yang berjalan, jika tidak, rusak sudah keseimbangan alam semesta.

Tapi sungguh kita harus paham dan yakin: pengetahuan kita sangat berbeda dengan pengetahuan Allah.

Anak kecil usia enam tahun, tahu kalau dia memegang api pasti terasa panas. Juga tahu ketika api itu dikasih air pasti segera padam. Tapi pengetahuan anak kecil usia enam tahun ini jelas berbeda dengan pengetahuan orang dewasa, ahli gunung berapi misalnya. Dia tahu kalau di dalam lautan sana, lava atau magma gunung berapi menggelegak tidak padam segera oleh air lautan. Maka ketika kita tidak tahu rahasia sebuah kematian, jangan merepotkan diri berpikir yang tidak2, karena boleh jadi, posisi kita persis sekali seperti anak kecil usia enam tahun yang sok tahu, membantah dengan pengetahuannya yang amat terbatas.

Atau ketika kita menemui suku pedalaman. Berbicara dengan bahasa terbatas, mereka tidak percaya kalau manusia bisa terbang. Bahkan dijelaskan bahwa ada yang namanya pesawat terbang, tetap tidak percaya. Saat diajak naik pesawat, barulah mereka tertawa, "dulu saya kira ini burung yang terbang". Sama perumpamaannya, bahkan boleh jadi, kita lebih bebal dibanding suku pedalaman tersebut. Mereka tertawa, paham kalau salah. Kita tetap ngotot tidak tahu.

Banyak sekali hal di dunia ini yang kadang tidak bisa digapai dengan akal. Tapi percaya bahwa itu adalah hak mutlak Allah akan membawa kebahagiaan diri sendiri. Rezeki misalnya. Bekerja keras adalah kewajiban kita menjemput rezeki, tapi besar kecil keran rezeki yang mengucur adalah hak mutlak Allah. Jodoh, contoh berikutnya. Ketika dua orang menikah, itu berarti jodoh, ketika dua orang ini bercerai, bukan berarti Allah gagal dalam skenario jodohnya. Tidak begitu. Pun serupa penjelasannya, dalam kitab suci dikunci kalimat, wanita baik untuk laki2 yang baik; maka ketika ada pasangan suami istri berat sebelah, ada yang jahat, maka bukan berarti kalimat Allah dusta. Disitulah bagian terpenting bagi kita untuk mulai berpikir. Boleh jadi kalimat di kitab suci tersebut justeru menyuruh kita agar membuktikannya, bahwa kalau kita baik, maka pasangan kita juga baik.

Pengetahuan kita tidak akan pernah sama dengan pengetahuan Allah.

Maka, ketika kita tidak pernah bisa menyentuh langit dengan akal pikiran, mulailah menyentuhnya dengan hati.

# Bang Tere

Sabtu, 14 September 2013

Mobil murah, Apa bener??


Harga Toyota Corolla baru di Amerika Serikat yang paling top speks-nya dikisaran USD 20.000, dengan kurs Rp 11.000, maka jatuhnya adalah Rp 220juta rupiah. Harga Toyota Corolla top di Indonesia adalah Rp 400 juta (dan nampaknya segera naik dengan kurs rupiah yg melemah bulan2 terakhir). Itu berarti harga mobil yg sama di Amerika sana hanya separuhnya dibanding di Indonesia. Tapi ini belum cukup, harus dicatat, GDP per kapita Amerika menurut Bank Dunia adalah USD 49.996, atau setara Rp 550 juta, sedangkan di Indonesia hanya USD 4.900-an atau setara Rp 55 juta.

Orang Amerika, dengan penghasilan 10x lipat dibanding Indonesia, bisa membeli mobil dgn harga separuhnya saja. Itu perhitungan matematika yang menarik, bukan? Kenapa bisa berbeda sekali? Banyak jawabannya, salah-satunya adalah pajak. Mengurai bisnis mobil di negeri ini kadang susah, kadang mudah. Tapi saya lebih banyak tidak pahamnya. Setahu saya, dan itu bisa saja dikonfirmasi, ongkos produksi mobil2 itu paling hanya separuh bahkan kurang dari harga jual. Jadi kalau Avanza dijual di angka Rp 150juta, biaya pembuatan mobil itu di pabriknya, berkisar di angka Rp 75 juta bahkan kurang (karena produk ini massif, jadi overhead-nya akan turun drastis). Coba saja tanyakan ke pabriknya--asumsi mereka mau jawab.

Lantas, apa maksudnya dengan program mobil murah yang baru saja diluncurkan pemerintah? Toyota Agya dijual diangka minimal 99 juta, sedangkan Daihatsu Ayla diangka minimal 76 juta. Apakah mobil ini murah? Come on, bandingkan dengan GDP per kapita saja, itu berarti dua kali lipat. Sama sekali tidak murah. Tapi tentu saja murah kalau dibandingkan Toyota Corolla yang Rp 400 juta.

Siapa yang paling diuntungkan dari program mobil murah ini? Jelas sekali, yg pertama adalah produsen mobil. Mau menipis margin untung mereka karena jual murah, dengan jumlah sales yang banyak, tetap triliunan uangnya. Empuk sekali. Satu mobil untuk 20-30 jt, kalikan saja kalau terjual 1 juta unit, untungnya 20-30 triliun, sebagai catatan, Avanza sejak diluncurkan per 2003 hingga hari ini, penjualannya nyaris menyentuh 1 juta unit.

Yang kedua adalah kelas menengah Indonesia yang belum punya mobil. Mereka banyak jumlahnya, jutaan keluarga, dengan penghasilan bulanan di atas Rp 6 juta. Munculnya mobil di bawah harga 100juta ibarat dreams come true. Bisalah dicicil 3 tahun, dapat mobil pertama yang bagus. Mereka berhak untuk beli mobil, namanya juga punya uang.

Yang ketiga dan seterusnya, pemerintah juga dapat untung dari pajak. Buruh juga dapat pekerjaan, lapangan pekerjaan terbuka. Pengusaha spare-part, pendukung juga dapat untung. Banyak yang dapat untung dari program ini. Ekonomi kita bergerak. Semua seperti diuntungkan.

Hanya saja yang patut dijelaskan oleh semua pihak, siapa yang akan menanggung beban di sisi sebaliknya?

Yang pertama, jika ada 1 juta mobil ini berkeliaran, lantas rata2 sehari mengkonsumsi 10 liter minyak, maka ada 10 juta liter BBM yang dipakai dalam sehari. Jika 1 liter minyak itu disubsidi Rp 3000 perak (harga premium 6500 vs pertamax 10000), maka ada Rp 30 milyar yg harus disediakan pemerintah utk mensubsidi orang2 yg mampu beli mobil puluhan juta (Mamak saya di kampung sebulan paling sekali naik mobil). Itu berarti setahun, minimal ada Rp 10 Triliun yg harus disubsidi. Iya jika hanya ada 1 juta mobil, kalau lebih. Lebih banyak lagi angkanya. Uang subsidi ini jelas dari uang rakyat semuanya, subsidi itu harus ditanggung oleh orang yg tidak pernah naik mobil sekalipun.

Yang kedua, jika 60% saja mobil itu berkeliaran di Jakarta, maka akan ada 600.000 mobil baru di kota Jakarta. Tentu saja mobil ini tidak akan keluar serempak, tapi mudah membayangkan, betapa riuhnya jalanan Jakarta ketambahan ratusan ribu mobil baru. Macet di mana2. Siapa yang dirugikan? Semua orang, yang paling nggak asyik ya yang naik angkutan umum sumpek. Yang di atas mobil, setidaknya adem. Siapa yang paling pusing? Semua orang, tapi yang super pusing jelas gubernur/kepala daerah kota2 besar.

Saya kadang gagal paham, kenapa kalau program itu menyangkut hal2 begini, prosesnya relatif cepat di Pemerintah. Coba sebaliknya, program untuk transportasi massal, untuk infrastruktur macam pantura yg tiap tahun bopeng jalannya, berkutat di situ2 saja. Jangan tanya program pertanian agar kita swasembada komoditas pertanian yg harganya melangit, lebih tidak kelihatan kemana larinya. Kenapa yg beginian cepat? Entahlah. Yang pasti, ada banyak raksasa perusahaan mobil yang semangat berproduksi. Tanpa mereka melakukan lobi sekalipun ke pemerintah, urusan juga tetap berjalan lancar, pemerintah semangat mengambil inisiatif bisnis besar ini.

Selamat datang mobil murah di jalanan sumpek dan macet. Ketika galau macet ini sudah tiba di titik nadirnya, boleh jadi orang2 benar2 mau memikirkan banyak hal secara lengkap, termasuk kontroversi kemakmuran bersama.

*Tere Lije

Kamis, 05 September 2013

Makna Rutinitas

Rutinitas itu sebuah keniscayaan. Jadi jangan bosan kalau setiap pagi berangkat kerja, malam baru pulang. Setiap pagi berangkat sekolah, siang pulang. Bertemu sabtu-minggu, libur sejenak hanya untuk bertemu senin, dan bekerja/sekolah lagi. Itu-itu saja.

Rutinitas itu sebuah keharusan. Tidak ada yang salah, dan tidak harus kabur/pergi, merasa ingin bebas dari rutinitas, merasa harus melawan rutinitas. Nah, tinggal apakah kita menikmati tidak rutinitas tersebut, menjadikannya selalu bermanfaat atau tidak, menjadikannya bagian dari ibadah atau bukan.

Jangan lupa, Tuhan 'memberikan 5 hadiah' untuk menikmati rutinitas sehari2:
1. satu 'hadiah' ada di setelah waktu terbit fajar,
2. satu lagi ada di setelah matahari tergelincir di titik tertingginya,
3. satu lagi ada di setelah bayang2 benda melebihi panjangnya,
4. satu lagi ada di setelah terbenamnya matahari,
5. dan satu lagi ada di setelah hilangnya cahaya merah di kaki barat.

Selamat berhenti sejenak dari rutinitas duniawi, lantas menikmati 'hadiah' spesial dari Tuhan.

*Tere Lije, repost

Rabu, 04 September 2013

Bersabarlah seperti Ayub

Nabi Ayub adalah salah-satu mausia yang memiliki rasa sabar tak terbilang. Sungguh tak terbilang, bahkan Allah membanggakan Ayub kepada banyak mahkluk, tentang betapa sabarnya beliau. Nabi Ayub sabar ketika dalam situasi berkecukupan, dalam limpahan harta, kebahagiaan. Pun juga sabar ketika dalam situasi susah payah.

Awalnya, Nabi Ayub adalah orang sehat, gagah perkasa, kaya raya, anak-anaknya banyak, juga merupakan keluarga yang terhormat, disegani banyak orang. Dia memiliki semua kemungkinan muasal rasa syukur dan bahagia, maka bersyukur dan berbahagialah Nabi Ayub. Hingga suatu ketika Allah hendak mengujinya, semua milik Nabi Ayub diambil satu persatu.

1. Harta kekayaan diambil, Nabi Ayub jatuh bangkrut, miskin
2. Dan belum cukup, teman-temannya, tetangga2nya mulai menjauh
3. Istri2nya minta bercerai, pergi meninggalkan, kecuali satu yang tetap setia
4. Semakin menyakitkan, ketika satu persatu anak-anaknya meninggal, dicabut nyawanya oleh Allah hingga tidak ada yang bersisa. Itu sungguh ujian pedih. Orang tua harus menyaksikan anak2nya meninggal.
5. Juga belum cukup sampai disana, jatuh sakitlah Nabi Ayub. Sakit yang ganjil sekali. Kulit di sekujur badannya mengelupas, penuh koreng, bernanah, berbelatung. Bau busuk menguar dari badannya, dan tidak hanya satu meter, bahkan tercium dari radius jarak jauh.

Ibarat sebuah pertandingan tinju, rasa-rasanya, bisa kita ilustrasikan, Nabi Ayub barusaja terkena lima pukulan bertubi-tubi, telak menghantam wajah. Apakah Nabi Ayub K.O? Terkapar di arena kehidupan, lantas mulai menyalahkan Allah, berprasangka buruk, bahkan dalam kasus kebanyakan membenci Allah, menghujatnya? Tidak. Sama sekali tidak. Menurut riwayat, bahkan Nabi Ayub sama sekali tidak mengeluh satu kata pun, tidak meminta bebannya segera diangkat, dia hanya bersabar, menerima ketentuan Allah. Apapun itu, Allah tahu lebih baik, apapun itu Allah sungguh tahu lebih baik.

Siang malam Nabi Ayub harus melewati masa-masa sulit itu. Tidak hanya satu minggu, my dear anggota page? Tidak hanya satu bulan? Tidak juga hanya satu tahun. Melainkan 18 tahun lamanya. Itu sungguh periode yang amat lama. Tapi Nabi Ayub tetap sabar, hingga Allah membuat keputusan. Penyakit tersebut sembuh, dia kembali menjadi laki-laki yang tampan dan gagah. Hartanya dikembalikan, keluarganya dipulihkan, posisinya, teman, kerabat, tetangga, semuanya kembali.

Jika kalian mendengar idiom: "sabarlah seperti Ayub", maka itu merujuk cerita ini. Sabarlah seperti Ayub, dalam situasi senang maupun susah. Karena kebanyakan dari kita, jangankan diuji dengan semua beban hidup, bahkan diuji kesabarannya dengan semua nikmat pun kita tidak bisa. Hidup nyaman, punya gagdet canggih di tangan, semua serba berkecukupan, bahkan kita tidak tahu ada jenis sabar lainnya yang amat relevan bagi kita: bersabar atas sesuatu yang justeru kita sukai.

Silahkan daftar sendiri apa saja yang kita sukai, dan bagaimana hal2 yang kita sukai itu merusak diri sendiri hanya karena kita tidak bisa menahan diri, tidak bisa bersabar atas hal2 tersebut. Waktu terbuang percuma, kehilangan untuk bermanfaat, adalah contoh kecil akibat buruknya. Maksiat, ingkar, adalah contoh lebih besar akibat buruknya. Orang2 yang melatih dirinya bersabar atas hal2 yang dia sukai, maka insya Allah, semoga dia akan lebih kokoh saat harus menerima jalan hidup yang tiba2 terbanting ke bawah, berkelok tajam, dan beban kehidupan datang. Semoga orang2 ini juga akan bersabar atas jenis sabar yang kedua, yaitu: bersabar atas hal2 yang tidak dia sukai. Tidak lulus SNMPTN, gagal jadi PNS, saya kira itu tidak ada apa2nya dibanding ujian untuk Nabi Ayub. Ingatlah selalu kisah beliau.

Bersabarlah seperti Ayub--seperseratus saja kita bisa menirunya, maka cukup sudah untuk berdiri gagah menghadapi ujian hidup ini.

*Tere Lije, repos