Peterpan - Semua Tentang Kita by Umar At-Tipari

Minggu, 18 Agustus 2013

Mimpi Dalam Hati Kita



Kita sebut saja Bambang, usianya dua belas tahun. Seumur hidupnya dia tidak pernah memegang buah apel dan anggur, apalagi memakannya. Dia tahu gambarnya, lihat di tipi punya tetangga, juga lihat di buku2 sekolah, juga di majalah2/koran2 bekas yang pernah dia pegang. Tapi Bambang tdk pernah tahu apa rasa dua buah tersebut. Apakah manis? Apakah masam? Apakah lembut? Apakah keras? Tidak pernah.

Beribu jumlah Bambang ini di seluruh Indonesia. Anak2 kecil di sekitar kita yang tdk pernah makan buah anggur dan apel. Apalagi makan es krim? Lebih banyak lagi. Tidak tahu bentuk es krim itu seperti apa? Tidak pernah lidahnya menyentuh es krim. Ratusan ribu, bahkan jutaan jumlah anak2 yg tidak pernah tahu es krim. Tinggal di kampung2 yang jauh dari kota.

Kita sebut saja Puteri, usianya delapan belas tahun. Meski sudah besar dia tidak pernah tahu apa itu bioskop? Apa itu mall? Apa itu yang disebut FO? Tidak tahu apa itu KFC? McD? Pizza Hut? Jadi jangankan tahu bagaimana cara membayar uang di kasir, memesannya bagaimana? Bahkan membayangkan isi dalamnya sj tdk terbayang. Jumlahnya ratusan ribu juga di seluruh Indonesia, bahkan jutaan. Remaja2 yg tinggal di desa yang butuh 12 jam utk tiba di kota yg punya mall, bioskop dan jaringan fast food tersebut.

Kita sebut saja Bapak Agus, usianya 50 tahun. Meski sudah separuh abad lebih, tapi dia tidak pernah naik pesawat. Hanya melihat itu pesawat melintas di kepalanya. Dia tidak tahu bagaimana check ini di bandara, dia tidak tahu bagaimana memasang safety belt. bahkan jujur saja, dia tdk tahu kalau ada toilet duduk. Dia pasti bingung sekali kalau mau buang air besar. Jumlahnya jutaan orang seperti Pak Agus ini. Jangan tanya apa itu hotel? Menginap di kamar mewah?

Wahai, banyak sekali orang2 di sekitar kita yang tidak pernah menyentuh kehidupan gemerlap yg kita lalui. Banyak. Jika kita tidak tahu (bahkan tidak peduli), bukan berarti mereka tidak ada. Ada 29 juta orang di indonesia ini yang masuk dalam kategori miskin, apa itu kategori miskin? Jika penghasilannya tdk lebih dari 10.000/hari, atau Rp 300.000/bulan. Itu sudah penghasilan sebulan semuanya. Bahkan utk bayar pulsa dan transport kita sebulan saja boleh jd tdk cukup. Kita makan di kedai fast food saja sekali duduk 50rb, setara 1/6 penghasilan sebulan mereka. Ada 29 juta jumlah mereka, jika kita tdk tahu angka statistik itu, maka bukan berarti mereka tidak ada.

Apakah hidup kita seperti Bambang? Tidak pernah makan apel dan anggur? Apakah hidup kita seperti Puteri? Yang kalau diajak ke Mall pertama kali pasti gentar dan takut menyenggol barang2 di sana? Apakah kita seperti Pak agus? Yang tidak pernah naik pesawat? Sebagian dari kita mungkin sudah. Bersyukurlah. Karena Ibu Inem di sudut sana bahkan tidak punya televisi di rumah. Karena Mbak Ais di sudut sana-nya lagi bahkan tidak punya bohlam listrik. Kalian harus tahu 29% orang Indonesia juga tdk punya akses listrik. Kalau diibaratkan luas, maka itu setara satu pulau Sulawesi semuanya tdk ada listrik. Hello, ini 2013, orang2 bahkan punya power bank dua, mereka, jangankan lihat neon, lihat tiang listrik saja belum pernah.

Aduhai, bagi mereka, hal2 yang kita mudah saja lakukan saat ini, justeru jadi mimpi besar. Hal2 yg menurut kita biasa saja, adalah sebuah hal menakjubkan. Maka, tidakkah kita mau sedikit bersyukur dalam hidup ini. Lantas mulai memikirkan, meletakkan mimpi terbaik dalam hati kita, mimpi2 yg lebih hakiki. Bukan terus rakus, terus merasa kurang. Tidakkah kita akan menjalani hidup ini dgn pemahaman yg baik dan tulus--setidaknya tulus bagi kita sendiri. Memikirkan ulang banyak hal dengan sudut pandang yg lebih baik.

Sungguh, kebahagiaan itu dekat sekali dalam hati kita.

Tere Liye

Tidak ada komentar:

Posting Komentar