Peterpan - Semua Tentang Kita by Umar At-Tipari

Rabu, 26 Desember 2012

Ber-Istighfar lah, Rezeqi akan dimudahkan

Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم bersabda, "Barangsiapa membiasakan diri ber-Istighfar, maka اَللّهُ akan memberinya jalan keluar setiap kali ia mengalami kesempitan, dan memberinya hiburan setiap kali ia dirundung kesedihan, dan memberinya rezeqi dari arah yg tidak diduga" (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad)

Seseorang mendatangi sahabat Ibnu Abbas رضي الله عنـه (sepupu Rasulullah) dan berkata, "Do'akan agar aku punya anak !". Beliau رضي الله عنـه menjawab, "Biasakanlah ber-Istighfar !"

Datang orang lain yg berkata, "Do'akan agar aku kaya !" Beliau رضي الله عنـه menjawab, "Biasakanlah ber-Istighfar !".

Datang lg orang lain yg berkata, "Do'akan agar turun hujan !". Beliau رضي الله عنـه menjawab, "Biasakanlah ber-Istighfar !"

Lalu dikatakan kepada beliau رضي الله عنـه, "Kau katakan kepada setiap orang yg datang meminta bantuanmu agar membiasakan ber-Istighfar"

"Benar" kata beliau رضي الله عنـه. "Bukankah اَللّهُ Ta'ala telah mewahyukan;

"Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya DIA Maha Pengampun, niscaya DIA akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan MEMBANYAKKAN harta dan anak²mu, dan mengadakan untukmu kebun² dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai" (QS. Nuh, 71;10-12)

أسْتَغْفِرُ اللّهَ الْعَظيْم وأتوبُ إليہ
أسْتَغْفِرُ اللّهَ الْعَظيْم وأتوبُ إليہ
أسْتَغْفِرُ اللّهَ الْعَظيْم وأتوبُ إليہ

Jangan baring ketika azan, nanti jenazah kita berat. Dan, jangan bercakap ketika azan, nanti kita tak dapat mengucap syahadat & la'ilahaillah ketika hendak meninggal dunia.

Selasa, 25 Desember 2012

Bidadari itu memang ada

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ...SUNGGUH sangat beruntung bagi wanita shalihah di dunia ini. Ia akan menjadi cahaya bagi keluarganya dan berperan melahirkan generasi dambaan. Kalau pun ia wafat, maka Allah akan menjadikannya bidadari di akhirat nanti. Oleh karena itu, para pemuda jangan sampai salah memilih pasangan hidup. Pilihlah wanita shalihah untuk dijadikan istri dan pendamping hidup setia.

Siti Khadijah r.a. adalah figur seorang istri shalihah yang menjadi penentram batin, pendukung setia, dan penguat semangat suami dalam berjuang dan beribadah kepada Allah SWT. Beliau telah berkorban dengan harta, kedudukan, dan diri beliau demi membela perjuangan Rasulullah Saw. Begitu kuatnya kesan keshalihahan Khadijah r.a., hingga nama beliau banyak disebut-sebut oleh Rasul walau beliau sendiri sudah meninggal.

Allah berfirman dalam QS. An Nuur ayat 30-31, Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara farji (kemaluan) - nya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara farji- nya dan janganlah mereka menampakkan perhiasan kecuali yang biasa nampak dari padanya.

Rasulullah Saw. bersabda : Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah. (HR. Muslim).

Ciri khas seorang wanita shalihah adalah ia mampu menjaga pandangannya. Ciri lainnya, dia senantiasa taat kepada Allah dan Rasul Nya. Make up- nya adalah basuhan air wudhu. Lipstiknya adalah memperbanyak dzikir kepada Allah di mana pun berada. Celak matanya adalah memperbanyak bacaan Al Quran. Jika seorang muslimah menghiasi dirinya dengan perilaku takwa, akan terpancar cahaya keshalihahan dari dirinya.

Wanita shalihah tidak mau kekayaan termahalnya berupa iman akan rontok. Dia juga sangat memperhatikan kualitas kata-katanya. Tidak ada dalam sejarahnya seorang wanita shalihah centil, suka jingkrak-jingkrak, dan menjerit-jerit saat mendapatkan sesuatu kesenangan. Ia akan sangat menjaga setiap tutur katanya agar bernilai bagaikan untaian intan yang penuh makna dan bermutu tinggi. Dia sadar betul bahwa kemuliaannya justru bersumber dari kemampuannya menjaga diri (iffah).

Wanita shalihah itu murah senyum, karena senyum sendiri adalah shadaqah. Namun, tentu saja senyumnya proporsional. Tidak setiap laki-laki yang dijumpainya diberikan senyuman manis. Intinya, senyumnya adalah senyum ibadah yang ikhlas dan tidak menimbulkan fitnah bagi orang lain. Bisa dibayangkan jika kaum wanita kerja keras berlatih senyum manis semata untuk meluluhkan hati laki-laki.

Wanita shalihah juga harus pintar dalam bergaul dengan siapapun. Dengan pergaulan itu ilmunya akan terus bertambah, sebab ia akan selalu mengambil hikmah dari orang-orang yang ia temui. Kedekatannya kepada Allah semakin baik sehingga hal itu berbuah kebaikan bagi dirinya maupun orang lain. Pendek kata, hubungan kemanusiaan dan taqarrub kepada Allah dilakukan dengan sebaik mungkin.

Ia juga selalu menjaga akhlaknya. Salah satu ciri bahwa imannya kuat adalah dari kemampuannya memelihara rasa malu. Dengan adanya rasa malu, segala tutur kata dan tindak tanduknya akan selalu terkontrol. Tidak akan ia berbuat sesuatu yang menyimpang dari bimbingan Al Quran dan As Sunnah. Dan tentu saja godaan setan bagi dirinya akan sangat kuat. Jika ia tidak mampu melawan godaan tersebut, maka bisa jadi kualitas imannya berkurang. Semakin kurang iman seseorang, maka makin kurang rasa malunya. Semakin kurang rasa malunya, maka makin buruk kualitas akhlaknya.

Gimana sich suami yang ideal itu?

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ...Menjadi suami ideal, bisakah? Sudah lebih dari dua puluh tahun menjadi suami, namun saya merasa bukanlah suami ideal. Saya hanya selalu berusaha untuk menjadi baik dan menjadi lebih baik lagi setiap hari. Mungkin tidak akan pernah sampai ke taraf ideal, karena memang tidak mudah untuk mencapainya.

Namun sebagai suami, saya tetap perlu memiliki peta yang jelas, seperti apa karakter ideal yang seharusnya saya miliki. Jika tidak memiliki peta ini, saya hanya berjalan melingkar-lingkar, menuruti ritme hidup dan rutinitas yang mekanistik. Setiap hari seperti itu saja, bersembunyi di balik ungkapan “terimalah aku apa adanya”, lalu kita merasa tidak perlu melakukan perbaikan dan perubahan apapun. Toh pasangan kita sudah menerima kita apa adanya.

Pada kesempatan kali ini saya ingin meringkaskan tulisan tentang karakter suami ideal, dari pertama hingga kesepuluh.

Karakter pertama, suami ideal memiliki kemampuan untuk senantiasa memiliki cinta dan kasih sayang dalam jiwanya. Mungkin istri kita terasa sangat menyebalkan, atau tampak sangat menjengkelkan dengan perkataan dan perbuatannya setiap hari. Para suami selalu memiliki catatan yang sama, bahwa istri mereka amat sangat cerewet. Terlalu banyak bicara, terlalu banyak komentar, dan suka memberi nasihat tanpa diminta. Namun sebagai suami, kita tidak layak mencaci maki, memarahi dan membenci istri.

Jika tidak suka dengan perkataan atau perbuatannya, nasihati, ingatkan dengan kelembutan, dengan cinta dan kasih sayang. Jika melihat ada kekurangan pada dirinya, ingatlah Tuhan telah mengutus kita untuk mendampinginya, agar bisa menutupi kelemahan dan melengkapi kekurangan yang dimilikinya. Bukan mendamprat, memaki, apalagi sampai berlaku kasar dan menyakiti hati, perasaan dan badan istri. Selalu sediakan cinta dan kasih sayang untuk istri Anda.

Karakter kedua, suami ideal mampu menundukkan egonya sehingga mudah mengalah, cepat mengakui kesalahan dan ada banyak maaf dalam dirinya. Apakah yang menghalangi seorang suami untuk meminta maaf kepada istrinya? Apakah yang menghalangi suami untuk bersikap mengalah ketika ada perselisihan pendapat dengan istri? Apakah yang menghalangi suami untuk mengakui kesalahan yang dilakukan? Apakah yang menghalangi suami untuk memaafkan kesalahan dan kekurangan istri?

Itulah yang disebut dengan ego. Ada ego lelaki, ada ego perempuan. Dalam suatu pertengkaran antara suami istri, ego masing-masing memuncak tinggi. Tidak ada yang mau mengalah, tidak ada yang mendahului meminta maaf, tidak ada yang mau mengakui kesalahan. Padahal, dalam setiap konflik dan pertengkaran suami istri, selalu ada andil kesalahan dari kedua belah pihak. Keduanya mesti memiliki andil dalam menciptakan suasana konflik. Maka, tundukkan selalu ego Anda, untuk istri Anda tercinta, demi keharmonisan rumah tangga.

Karakter ketiga, suami ideal mampu membahagiakan istri, dan merasa senang jika bisa membahagiakan istrinya. Jika kita mampu membahagiakan istri, maka akan sangat banyak yang bisa kita dapatkan darinya. Istri merasa nyaman dan tenang, sehingga kita sebagai suami akan lebih optimal dalam menunaikan berbagai macam kegiatan dalam kehidupan. Istri akan mendukung berbagai keinginan positif suami, selama ia merasa bahagia.

Yang perlu diketahui para suami, membahagiakan istri itu bukanlah bab bagaimana memberikan semua yang diinginkan istri, namun bab bagaimana menyentuh perasaan dan hatinya. Inilah hakikat yang lebih utama dan penting. Para suami sangat penting mengetahui jalan untuk menyentuh hati dan perasaan istri, sehingga lebih bisa menyelami hal-hal apakah yang membahagiakan jiwanya, apakah yang menenteramkan hatinya, apakah yang sangat diharapkannya.

Bahagiakan selalu istri Anda, dan lihatlah hasilnya, ia akan bersedia memberikan bantuan apapun yang Anda minta.

Karakter keempat, suami ideal selalu fokus melihat sisi kebaikan dan kelebihan istri, serta cepat melupakan kekurangan istri. Sesungguhnyalah setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan. Tidak ada manusia yang sempurna, dimana hanya memiliki kelebihan saja dan tidak memiliki kekurangan. Sebagaimana juga tidak ada manusia yang hanya memiliki kelemahan dan kekurangan saja, tanpa memiliki kebaikan dan kelebihan apapun.

Semenjak awal pernikahan, seharusnya sudah ada kesadaran yang tertanam dalam diri suami dan istri, bahwa pasangan hidupnya bukanlah malaikat, bukanlah manusia super yang terbebas dari kelemahan. Para suami hendaknya menyadari, istri yang dinikahi itu hanyalah perempuan biasa saja, yang memiliki banyak kelemahan dan kekurangan. Untuk itulah Tuhan mengutus Anda untuk melengkapi kekurangannya, untuk memperbaiki sisi kelemahannya.

Lupakan saja berbagai kekurangan dan kelemahannya, fokuslah melihat sisi kebaikan dan kelebihannya.

Karakter kelima, suami ideal memiliki peta kasih yang lengkap terhadap istrinya. Peta kasih yang terperinci tentang pasangan akan memberikan banyak sekali kemanfaatan. Di antara manfaatnya adalah menumbuhsuburkan cinta dan kasih sayang, karena adanya rasa saling percaya. Dengan mengenal secara mendalam tentang berbagai kondisi pasangan, maka yang muncul adalah suasana saling percaya, dan tidak ada dusta atau curiga di antara mereka. Tidak ada sesuatu yang muncul secara tiba-tiba, karena setiap bentuk perubahan sekecil apapun telah mereka ketahui bersama.

Cara yang paling sederhana untuk mengetahui detail perubahan dan perkembangan adalah dengan selalu mengobrol setiap saat, setiap waktu. Biasakan mengobrol, di setiap ada kesempatan, tanpa perlu membatasi atau menentukan tema-tema tertentu untuk diobrolkan. Dari A sampai Z, semua bisa diobrolkan oleh suami dan istri. Dengan cara mengobrol itulah berbagai hal bisa diketahui oleh pasangan. Suami menjadi mengerti pikiran istri, dan istri bisa mengerti pikiran suami.

Karakter keenam, suami ideal selalu mendekat kepada istri, bukan menjauh. Jika Anda tengah marah kepada istri, atau menyimpan kekesalan kepada istri, apa yang Anda lakukan? Semakin mendekat kepada istri, atau semakin menjauh? Jika pada kondisi seperti itu Anda menuruti emosi, melontarkan kata-kata yang menyakitkan, menampakkan mimik muka merah, apalagi sampai menyakiti fisik istri, artinya Anda menjauh.

Jika istri Anda tengah mengeluhkan sesuatu kepada Anda, bagaimanakah Anda merespon keluhannya? Jika Anda cepat mengkritik, bahkan cepat menyalahkan istri, itu pertanda Anda menjauh darinya. Anda tidak berusaha untuk mendekat dan menenteramkan hatinya, namun justru membuat garis pemisah yang semakin tajam antara Anda dengan istri Anda.

Sebagai suami, teruslah berusaha mendekat istri, jangan menjauh. Saat istri tampak emosional dan marah-marah, dekatilah, peluklah, bisikkan kalimat mesra di telinganya. Jangan diimbangi dengan kemarahan, emosi dan apalagi kekerasan serta kekasaran sikap. Mendekatlah terus kepada istri, dan jangan menjauh.

Karakter ketujuh, suami ideal memiliki keterampilan praktis kerumahtanggaan. Suami bukan hanya bekerja mencari nafkah untuk menghidupi anak dan istri, sehingga setelah di rumah merasa menjadi manusia bebas yang tidak memiliki tugas dan tanggung jawab apapun untuk dikerjakan. Sesampai di rumah langsung istirahat, bersantai atau tidur karena merasa sudah lelah dalam menjalankan kewajiban mencari nafkah. Seakan-akan semua pekerjaan praktis kerumahtanggaan dengan sendirinya menjadi kewajiban istri.

Sesungguhnyalah pengerjaan kegiatan praktis kerumahtanggaan itu sangat fleksibel, tidak ada ketentuan baku tentangnya. Maka, lakukan musyawarah di rumah untuk membagi peran antara suami, istri, anak-anak, dan pembantu (jika memiliki pembantu rumah tangga). Lebih khusus lagi yang harus disepakati adalah peran suami dan istri di dalam rumah, agar tidak menimbulkan perasaan ketidakadilan.

Bagilah peran secara berkeadilan, melalui proses musyawarah yang penuh suasana kasih sayang, bukan pemaksaan kehendak atau intimidasi. Semua untuk menjaga cinta dan kasih sayang dalam kehidupan keluarga.

Karakter kedelapan, suami ideal memberikan kesempatan dan dorongan kepada istri untuk maju, berkembang dan berprestasi. Tidak layak bagi suami untuk menghambat kemajuan dan perkembangan potensi istri. Pernikahan bukanlah lembaga untuk mensterilkan berbagai potensi dan prestasi salah satu pihak. Justru dengan pernikahan itu akan semakin mengoptimalkan berbagai potensi kebaikan dari suami dan istri.

Definisikan format prestasi, dan sepakati bersama dalam keluarga. Setelah ada kesepakatan, maka dukung dan doronglah istri untuk berprestasi. Rayakanlah setiap keberhasilan dan capaian prestasi suami dan istri, dalam suasana kehangatan cinta dan kasih sayang. Apabila suami mencapai peningkatan prestasi, itu karena dukungan dan dorongan istri serta anak-anak. Apabila istri mencapai puncak prestasi, itu karena dukungan dan dorongan suami serta anak-anak. Semua pihak merasa gembira, berbangga dan mampu merayakannya.

Karakter kesembilan, suami ideal selalu tampak “young and fresh” di hadapan istri. Banyak suami yang menuntut istri dalam bentuk yang perfect, seperti harus selalu wangi, segar, harum, berdandan menarik, berpenampilan menyenangkan, dan lain sebagainya. Namun dirinya sendiri tampak tidak memperhatikan penampilan saat di rumah. Bau keringat yang menyengat, penampilan yang apa adanya, tidak menampakkan kerapian dan keserasian dalam berpakaian, menjadi sesuatu yang khas saat di rumah.

Tidak layak semua tenaga, pikiran dan perhatian Anda habiskan di kantor dan di tempat berkegiatan di luar rumah. Sementara Anda pulang dengan membawa tenaga sisa, pikiran sisa, hati sisa, dan perhatian sisa. Cinta dan kasih sayang seperti apa yang Anda harapkan tumbuh berkembang di dalam kehidupan keluarga apabila semua dibangun di atas sisa-sisa?

Jangan bawa beban masalah dari luar rumah masuk ke dalam rumah Anda. Sebanyak apapun rasa lelah Anda dari melaksanakan aktivitas seharian, pulanglah ke rumah dalam kondisi segar dan bergairah menemui istri serta anak-anak.

Karakter kesepuluh, suami ideal selalu memperbarui motivasi dan menguatkan kembali makna ikatan dengan istri. Menikah, awalnya adalah sebuah akad, atau ikatan. Prosesi nikah yang sakral itu hakikatnya adalah sebuah ikrar dan perjanjian agung atas nama Tuhan, diresmikan oleh negara, disaksikan oleh orang tua, keluarga, kerabat, sahabat, tetangga dan sanak saudara. Sedemikian sakral prosesi pernikahan, tampak dari banyaknya pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.

Motivasi menikah adalah ibadah, bagian dari pelaksanaan aturan Ketuhanan, yang kemudian secara teknis administrasi diatur oleh negara. Sejak awal, motivasi ini telah diwujudkan dan dikokohkan dalam sebentuk ucapan atau ikrar, saat melaksanakan akad nikah di depan petugas pernikahan. Dalam perjalanan kehidupan berumah tangga, ikatan ini bisa mengendur dan melemah, maka harus selalu disegarkan dan dikuatkan.

Jumat, 07 Desember 2012

Sebuah arti

Tak perlu kau menghargai aku seperti apa
Ku hanya ingin kau tau aku akan selalu ada untukmu

Ku tak pernah menyesali tentang arti kehilangan
Karena ku tau Semua adalah kehendak-Nya

Hampa...
Perih...
Terluka...
Biarkanlah berlalu mendewasakanku

Tentang arti mencinta
Dan indahnya sebuah keikhlasan ini

Hilangmu...
Bukan ceritaku telah berakhir
Musnahmu...
Bukan kisahku telah sirna
Namun hilang...
Bukti untukku yang setia atas nama cinta

BILA RINDU......


Rindu? ^_^

.. Jika kamu RINDUKAN seseorang, PEJAMKANLAH MATA MU dan UCAPKANLAH:

“Ya Allah, aku rindukannya kerana-Mu Ya Allah, Jauhkanlah daku dari perkara yang membuatkan aku lupa kepada-Mu. Aku semakin mengerti, ‘JARAK’ ini bukan untuk menghukumku, tetapi ‘JARAK’ ini untuk MENJAGA aku dan dia.

Dengan ‘JARAK’ ini aku dan dia berjanji untuk BERUBAH menjadi yang lebih baik..
Dengan JARAK ini aku dan dia berjanji untuk MEMPERBAIKI cinta kepada Ilahi..
Dengan jarak ini aku dan dia berjanji untuk MENCINTAI Pencipta kami lebih dari segalanya..
Dengan JARAK ini aku dan dia berjanji untuk MENDALAMI Islam hingga ke akar umbi..
Dan Dengan JARAK ini jua aku dan dia yakin andai tiba saatnya nanti, aku dan dia akan LEBIH BERSEDIA untuk melayari semua ini dengan jalan yang diredhai..

Terima kasih Ya Allah kerana memberi PELUANG kepadaku melalui jalan-Mu ini. Terima kasih kerana memberikan JARAK itu kepada aku dan dia.”Aamiin...

Kamis, 06 Desember 2012

♥ Hanya Untuk Menjadi Baik ♥


Begitu ingin kita merasai semua nikmat yang mungkin kita dapat. Memanjakan syaraf perasa yang sering meminta haknya, melenakan jiwa yang kadang lelah dalam tekanan kerja, dan bagi sebagian kita, ia adalah kebanggaan yang membusungkan dada. Seolah telah terbayar lunas semua jerih payah. Seolah telah tiba masa bersuka ria.

Bukankah hidup adalah perlombaan? Dan alangkah senangnya menjadi pemenang! Kita telah bekerja keras untuk semua itu, siang malam sepanjang hari sepanjang usia. Melawan diri sendiri maupun orang lain, mengisi waktu dan membuahkan pengorbanan yang sekian lama telah kita tanam benihnya. Inilah saat beristirahat. Inilah akhir masa susah. Dan kita ingin semua ini selamanya. Tapi bagaimana jika kebalikannya yang terjadi?

Ia bernama kematian. Pemutus semua kenikmatan yang membuat seluruh pencapaian duniawi teronggok sia-sia, semua kelezatan tinggal nama, semua peristiwa menjadi cerita, dan semua kerja keras menjadi derita tak berbatas. Kini, semua kebanggaan telah tercabik-cabik waktu. Kematian yang mengintai seringkali membuyarkan mimpi dan menghempaskan asa. Bahkan seringkali, sehari dalam hidup kita tidak genap lagi saat ia menghampiri.

Namun sekarang ia menjadi kabur karena tanda-tandanya telah luntur. Begitu banyak kenikmatan yang belum kita cecap, sedang raga yang mulai uzur mulai berkhianat melawan sunatullah. Berangan hidup seribu tahun atas nama ketamakan akan nikmat dunia yang tak juga memuaskan dahaga jiwa. Padahal, adakah yang lebih buruk daripada mereka yang lupa akan kematian dan memiliki angan-angan setinggi langit tanpa tepi? Kealpaan akan Allah yang membuat mereka selalu mencari nikmat duniawi, lagi dan lagi. Bersusah payah menghindari wacana kematian karena tak ingin itu terjadi.

Tapi siapa yang sanggup melawan kehendak-Nya? Kematian tetap akan datang ketika saatnya menjelang. Tepat waktu tanpa percepatan atau perlambatan, sebagai sebuah ketetapan yang pasti adanya. Hingga semua upaya penghindarannya menjadi sia-sia karena ia datang tanpa kompromi. Tanpa permisi sebagai permintaan persetujuan, tanpa diskusi sehingga kita sempat mempersiapkan semua kemungkinan.

Bagi hamba yang beriman, kematian adalah gerbang surga. Kendaraan yang justru ditunggu untuk menghantarkannya kepada kekasih yang dirindu, Allah. Penyingkap kepalsuan dunia dan penggenap keyakinan akan akhirat. Penasihat yang jujur agar terhindar dari angan-angan semu tentang kemewahan dunia. Sebab kematian tidak bisa lagi diperdebatkan.

Maka dalam hidup ini, tidak ada pilihan selain berkomitmen menjadi hamba yang baik. Yang meretas jalan pulang agar meninggalkan jejak-jejak keshalihan; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, juga anak shalih yang mendoakannya. Hingga hidup bukan sekadar memperlama masa tinggal di dunia namun terlena Wal iyadzu billah!. Kemudian kita lantunkan doa Rasulullah, “Ya Allah, hidupkanlah hamba jika dalam ilmu-Mu, hidup adalah lebih baik bagi hamba!”

BIDADARI DARI NERAKA

Bismillahir-Rah maanir-Rahim ... Sebagian besar penghuni neraka adalah kaum wanita. dan diantara wanita-wanita penghuni neraka itu terdapat istri istri yang durhaka kepada suaminya.

Kenapa ya bisa begitu..?

Mari kita lihat pendapat dari beberapa ulama ditinjau juga dari ayat AlQur'an dan Al-Hadist

Di antara prinsip akidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah dan merupakan ijma’ mereka adalah meyakini bahwa surga dan neraka adalah makhluk yang Allah telah ciptakan dengan haq dan Dia menetapkan calon penghuni bagi keduanya.
Allah jadikan Surga sebagai tempat tinggal abadi yang penuh dengan berbagai kenikmatan bagi orang-orang yang beriman kepada-Nya, senantiasa berbuat amal shalih dan menjauhi larangan-larang an-Nya.

Sedangkan neraka Dia jadikan sebagai tempat tempat tinggal yang mengerikan dan membinasakan bagi setiap orang kafir, musyrik, munafik dan durhaka kepada-Nya.

Sebagaimana firman Allah Ta’ala:
“(Surga itu) telah dipersiapkan bagi orang-orang yang bertakwa.” [QS. Ali Imran: 132]

Dan firman-Nya: “Neraka itu telah dipersiapkan bagi orang-orang kafir.” [QS. Al-Baqarah: 24, QS. Ali Imran: 131]

Siapakah Mayoritas Penghuni Neraka..?
Diriwayatkan dari Abu Sa’id al Khudriy radhiyallahu anhu, ia berkata: “Suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam keluar pada hari raya Idul Adha atau Idul Fitri menuju tempat shalat dan melalui sekelompok wanita.
Beliau bersabda : ’Wahai kaum wanita bersedekahlah, sesungguhnya aku telah diperlihatkan bahwa kalian adalah mayoritas penghuni neraka.’ Mereka bertanya : ’Mengapa wahai Rasulullah..?’ Beliau menjawab,’Kalia n banyak melaknat dan durhaka terhadap suami.
Dan tidaklah aku menyaksikan orang yang memiliki kekurangan akal dan agama yang dapat menghilangkan akal kaum laki-laki yang setia daripada salah seorang diantara kalian. Mereka bertanya : ’Apa yang dimaksud dengan kekurangan agama dan akal kami wahai Rasulullah..?

Beliau menjawab : Bukankah kesaksian seorang wanita sama dengan separuh dari kesaksian seorang pria..?’ Mereka menjawab : Benar.’ Beliau berkata lagi : Bukankah apabila wanita mengalami haidh maka dia tidak melakukan shalat dan puasa..?’

Mereka menjawab : ’Benar.’ Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam berkata : itulah(bukti) kekurangan agamanya.’ (HR. Bukhari)

Dalam hadits lain yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Neraka diperlihatkan kepadaku. Aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita. Lalu, surga diperlihatkan kepadaku, dan aku melihat kebanyakan penghuninya adalah orang-orang fakir.” (HR. Ahmad)

Di dalam riwayat lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Aku melihat ke dalam Surga maka aku melihat kebanyakan penduduknya adalah orang-orang fakir, dan aku melihat ke dalam neraka maka aku menyaksikan kebanyakan penduduknya adalah wanita.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas dan Imran serta selain keduanya)

Hadits-hadits tersebut diatas memberitahukan kepada kita dengan jelas dan gamblang bahwa mayoritas penghuni surga adalah orang-orang fakir (miskin).

Sedangkan penghuni neraka yang paling banyak adalah dari kaum wanita.

Mengapa Wanita Menjadi Mayoritas Penghuni Neraka..?

Di dalam kisah gerhana matahari yang mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para shahabatnya melakukan shalat gerhana padanya dengan shalat yang panjang, beliau melihat Surga dan neraka. Ketika beliau melihat neraka beliau bersabda kepada para shahabatnya:
“ … dan aku melihat neraka maka tidak pernah aku melihat pemandangan seperti ini sama sekali, aku melihat kebanyakan penduduknya adalah kaum wanita.

Para shahabat pun bertanya: “Wahai Rasulullah, Mengapa (demikian)?” Beliau menjawab: “Karena kekufuran mereka.” Kemudian mereka bertanya lagi: “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab: “Mereka kufur (durhaka) terhadap suami-suami mereka, kufur (ingkar) terhadap kebaikan-kebaik annya. Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama waktu yang panjang kemudian dia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai) niscaya dia akan berkata: ‘Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan pada dirimu.’ ” (HR. Bukhari dari Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhuma)

Di dalam hadits lainnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan tentang sifat wanita penduduk neraka, beliau bersabda :
“ … dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya mereka telanjang, melenggak-lengg okkan kepala mereka karena sombong dan berpaling dari ketaatan kepada Allah dan suaminya, kepala mereka seakan-akan seperti punuk onta.

Mereka tidak masuk Surga dan tidak mendapatkan wanginya Surga padahal wanginya bisa didapati dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim dan Ahmad dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu)

Dari beberapa hadits yang telah lalu, kita dapat mengetahui beberapa sebab yang menjerumuskan kaum wanita ke dalam api neraka dan bahkan menjadikan mereka golongan mayoritas dari penghuninya.

Sebab sebab wanita menjadi penghuni neraka di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Banyak melaknat.
Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam: “Kalian banyak melaknat”.
Imam Nawawi menyebutkan bahwa para ulama telah bersepakat akan haramnya melaknat. Laknat dalam bahasa Arab artinya adalah menjauhkan. Sedangkan menurut syariat artinya adalah menjauhkan dari rahmat Allah dan kebaikan-Nya. Dan tidak diperbolehkan bagi seseorang menjauhkan orang-orang yang tidak diketahui keadaannya dan akhir perkaranya dengan pengetahuan yang pasti dari rahmat dan karunia Allah.

Karena itu mereka mengatakan : ’Tidak boleh melaknat seseorang yang secara dhahir adalah seorang muslim atau kafir kecuali terhadap orang yang telah kita ketahui menurut dalil syar’i bahwa dia mati dalam keadaan kafir seperti Abu Jahal atau iblis.

Adapun melaknat (secara mutlak tanpa menyebut nama tertentu,) dengan menyebutkan sifat-sifatnya tidaklah diharamkan seperti melaknat seorang wanita yang menyambung dan minta disambungkan rambutnya, seorang yang mentato dan minta ditato, pemakan riba danyang memberi makan dengannya, pelukis (makhluk hidup), orang-orang zhalim, fasiq, kafir dan melaknat orang yang merubah batas-batas tanah, orang yang menasabkan seseorang kepada selain ayahnya, membuat sesuatu yang baru di dalam Islam dan lainnya sebagaimana telah disebutkan oleh dalil-dalil syar’i yang menunjukkan kepada sifat, bukan diri orang tertentu. (Shahih Muslimbi Syarhin Nawawi juz II hal 88 – 89)

2. Durhaka terhadap suami dan mengingkari kebaikan-kebaik annya

Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam: “Mereka kufur(durhaka) terhadap suami-suami mereka, kufur (ingkar) terhadap kebaikan-kebaik annya”.

Kedurhakaan semacam ini banyak sekali kita dapati dalam kehidupan keluarga kaum Muslimin, yakni
seorang istri yang mengingkari kebaikan-kebaik an suaminya selama sekian waktu yang panjang hanya disebabkan sikap atau perbuatan suami yang tidak cocok dengan kehendak sang istri.

Padahal yang harus dilakukan oleh seorang istri ialah bersyukur atas kebaikan yang diberikan suaminya, janganlah ia mengkufurinya karena Allah tidak akan melihat kepada istri semacam ini sebagaimana dijelaskan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Allah tidak akan melihat kepada wanita yang tidak mensyukuri apa yang ada pada suaminya dan tidak merasa cukup dengannya.” (HR. Nasa’i di dalam Al Kubra dari Abdullah bin ‘Amr. Lihat Al Insyirah fi Adabin Nikah halaman 76)

Termasuk dalam bentuk kedurhakaan istri kepada suami adalah hal-hal berikut ini apabila dilakukan tanpa alasan yang dibenarkan syari’at:

1. Tidak melayani kebutuhan seksual suaminya, atau bermuka masam ketika melayaninya,
2. tidak mau berdandan atau mempercantik diri untuk suaminya padahal suaminya menginginkan hal itu,
3. menyebarkan aib suami kepada orang lain, menolak bersafar (melakukan perjalanan) bersama suaminya,
4. mengkhianati suami dan hartanya,
5. membuka dan menampakkan apa yang seharusnya ditutupi dari anggota tubuhnya,
6. berjalan di tempat umum dan pasar-pasar tanpa mahram,
7. bersenda gurau atau berbicara lemah-lembut penuh mesra kepada lelaki yang bukan mahramnya,
8. meminta cerai dari suaminya tanpa sebab yang syar’i, dan yang semisalnya.
3. Tabarruj (bersolek)

Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam: dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya mereka telanjang.”

Yang dimaksud dengan tabarruj ialah seorang wanita yang menampakkan perhiasannya dan keindahan tubuhnya serta apa-apa yang seharusnya wajib untuk ditutupi dari hal-hal yang dapat menarik syahwat lelaki. (Jilbab Al Mar’atil Muslimah halaman 120)

Ibnu Abdil Barr berkata: “Wanita-wanita yang dimaksudkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah yang memakai pakaian yang tipis yang menampakkan bentuk tubuhnya dan tidak menutupinya, maka mereka adalah wanita-wanita yang berpakaian pada dhahirnya dan telanjang pada hakikatnya.” (Dinukil oleh Suyuthi di dalam Tanwirul Hawalik 3/103)

Mereka adalah wanita-wanita yang suka menampakkan perhiasan mereka, padahal Allah telah melarang hal ini dalam firman-Nya:
“Dan janganlah mereka menampakkan perhiasan-perhi asan mereka.” (QS. An-Nuur: 31)

Wahai ukhti Muslimah, hindarilah tabarruj dan berhiaslah dengan pakaian yang Islami yang menyelamatkan kalian dari dosa di dunia ini dan azab di akhirat kelak.

Allah Ta’ala berfirman:
“Dan tinggallah kalian dirumah-rumah kalian dan janganlah kalian bertabarruj dengan tabarrujnya orang-orang jahiliyyah pertama dahulu.” (QS. Al-Ahzaab: 33)

Inilah beberapa sebab yang mengantarkan wanita menjadi mayoritas penduduk neraka.

Semoga Allah menyelamatkan kita semua dari azab-Nya di dunia dan akhirat.

Wallahu a'lam bish-shawab ...

Semoga kita dapat mengambil pengetahuan yang bermanfaat dan bernilai ibadah ..

Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ...

Salam Terkasih ..
Dari Sahabat Untuk Sahabat ...

... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...

Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya ...
Silahkan DICOPAS atau DI SHARE jika menurut sahabat note ini bermanfaat ....

#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#