Menatap Muhammad purnama rindu
tiada mentari yang
tak malu
tiada lidah yang tak
kelu
tiada hati yang tak
menderu
tiada pula bintang
gemintang yang tak bergetar-getar menahan segenap kelipnya
merintih akuulah
geletar cahaya Muhammad, aakulah geletar cahaya Muhammad , aakulah geletarr
cahaya Muhammad
dan tiapa pula awan
yang tak berarak-arak menanti pertemuan dengan mu duhai Muhammad
Menatap Muhammad
rembulan rindu
tiada bestari yang
tak syahdu
tiada melodi yang tak
sendu
tiada jemari yang tak
beradu
tiada pula badai
taupan yang tak bertiup kencang menahan segenap hasratnya
meronta akuulah
dahsyat cahaya Muhammad, aakulah dahsyat kuat Muhammad, aakulah dahsyat cahaya
Muhammad
dan tiada pula sepoi
yang tak bertiup-tiupan menanti persuaan dengan mu duhai Muhammad
Menatap Muhammad
gemerlapan rindu
tiada jauhari yang
tak bersatu
tiada cinta yang tak
berpadu
tiada rindu yang tak
bertalu
tiada hidup yang tak
baharu
tiada pula puncak
merapi yang tak bergolak kawah menahan segenap takjubnya
meletup aakulah
gelora cahaya Muhammad, aakulah gelora cahaya Muhammad, aakulah gelora cahaya
Muhammad
dan tiada pula gempa
yang tak bergoyang-goyang gelisah akan pertemuan dengan mu duhai Muhammad
Menatap Muhammad
alifnya rindu
tiada ba` yang tak
melengkung
tiada ‘ain yang tak
mencekung
tiada penglihatan
yang tak tercenung
tiada mata yang tak
berpalung
tiada pula samudera
yang tak menggelegak ombak menahan segenap asmaranya
mendeburr aakulah
gelombang cahaya Muhammad, aakulah gelombang cahaya Muhammad , aaa kulah
gelombang cahaya Muhammad
dan tiada pula ikan
dan buih yang tak menari resah menanti perhelatan denganmu duhai Muhammad
Menatap Muhammad
hakikat rindu
tiada mata yang tak
nanar
tiada bejana yang tak
lubar
tiada pedang yang tak
lumar
tiada zirah yang tak
lumat
tiada pula bumi-bumi
yang tak bergempaan menahan segenap cintanya
menggoncang akulah
goncang cahaya Muhammad, aakulah goncang cahaya Muhammad, aakulah goncang
cahaya Muhammad
dan tiada pula
kendi-kendi yang tak berpecahan menanti pertemuan denganmu duhai Muhammad
Meresapi Muhammad
mawar-melati rindu
tiada tangkai yang
tak tertekuk
tak pula hidung yang
tak tertenung
tiada daun yang tak
mendayu
tak pula indera yang
tak merenung
tiada pula
kata-bahasa yang tak terpatah resah menahan segenap takjubnya
merintih akulah
takjub cahaya Muhammad, akulah suci cahaya Muhammad, akulah diam cahaya
Muhammad
dan tiada pula
lidah-kelu yang tak berdiaman menanti pertemuan denganmu duhai Muhammad
Menatap Muhammad
merak rindu
tiada bahari yang tak
menderu
tiada anjungan yang
tak berderak
tiada hari yang tak
menderu
tiada sahara yang tak
menggelegak
tiada pula rajawali
garuda yang tak melayang tinggi menahan segenap hasratnya
mencericit akulah
takjub cantik Muhammad, aakulah takjub cahaya Muhammad, aakulah
warna-warni Muhammad
dan tiada pula nuri
dan emprit yang tak berkicauan sendu menanti pertemuan denganmu duhai Muhammad
Mengingat segenap
Mulia Muhammad
pastilah Tuhan kan
bersalawat
tiada Malaikat yang
tak bersalawat
tiada mukmin yang tak
bersalawat
tiada mukmin yang tak
bersyafaat
tiada pula pendosa
yang tak bergetar takut menjerit
aakulah tujuan kasih
Muhammad, aakulah harapkan syafa’at Muhammad, aakulah harapkan syafa’at
Muhammad
dan tiada pula pendoa
yang tak bermajlis salawat hingga sekarat menanti kepastian syafa’atMu duhai
Muhammad
Mengingat segenap
Indah Muhammad
tiada Zulaikha yang
tak ber-Yusuf
tiada Fathimah yang
tak ber-‘Ali
tiada Layla yang tak
ber-Majnun
tiada Romeo yang tak
ber-Yulia
tiada pula kekasih
dan pengantin yang tak berpasang-pasangan bercinta merintih
kaamilah cahaya kasih
Muhammad, kaamilah cahaya indah Muhammad, kaamilah bidadari cinta Muhammad
dan tiada pula
bidadari-bidadara surga yang tak merindukan cahaya Indahmu, duhai
Muhammad
By: Filsafatislam.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar