Peterpan - Semua Tentang Kita by Umar At-Tipari

Minggu, 23 Juni 2013

SURAT UNTUK BAPAK PRESIDEN YANG TERHEBAT



Kepada Yth: Bapak Presiden Yang Terhebat

Sebelumnya saya mohon maaf jika kedatangan surat saya ini mengganggu kenyamanan bapak dan menyita waktu bapak. Saya hanya ingin menulis unek-unek yang saya rasakan dan semoga tidak dirasakan oleh orang selain saya.

Bapak Presiden Yang Terhormat
Bapak sudah memimpin negeri ini selama hampir 10 tahun, sudah banyak prestasi yang bapak torehkan. Bapak sudah menurunkan harga BBM sebanyak tiga kali walaupun menaikkannya juga sudah empat kali. Sungguh itu adalah prestasi yang membanggakan rakyat Indonesia pada umumnya, dan keluarga bapak pada khususnya. Walaupun Indonesia kaya sumber daya alam, minyak bumi dan gas, sampai kata orang-orang di bawah rumah saya itu ada tambang minyak dan gasnya. Tapi mau bagaimana lagi saya tidak mampu mengolahnya, jadi berapapun harga BBM, itu tetap murah untuk saya, soalnya saya tidak bisa membuat BBM sendiri.

Bapak Presiden Yang Terhormat
Selama bapak memimpin negara Indonesia, seingat saya kurikulum pendidikan Indonesia sudah berganti sebanyak tiga kali, ganti menteri ganti kurikulum. Ini adalah prestasi yang luar biasa, walaupun saya tidak mengerti maksudnya. Saya juga tidak terlalu paham siapa yang bingung, siapa yang rugi dan siapa yang untung dengan sering bergantinya kurikulum itu. Toh saya juga hanya mampu menyekolahkan anak saya sampai SD saja. Mau menyekolahkan mereka tidak cukup biaya, saya suruh bantu ke sawah saja.

Bapak Presiden Yang Terhormat
Hampir setiap hari rumah kontrakan saya didatangi pengemis, meskipun saya orang miskin, tapi saya tetap menganggap itu adalah peluang saya untuk bersedekah. Saya tidak menyalahkan bapak kenapa keluarga saya tetap miskin. Tapi, kenapa masih banyak pengemis yang berkeliaran, masih banyak anak-anak terlantar? Apa bapak memaknai undang-undang dasar 1945 pasal 34 ayat (1) “Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh Negara” itu memelihara fakir miskin dengan membiarkan tetap miskin? Pengin rasanya saya jadi TKI atau istri saya jadi TKW ke luar negeri yang kata orang-orang disana banyak uangnya. Tujuan kami adalah untuk mengubah nasib. Tapi kami takut dianiaya, takut malah menyusahkan pemerintah Indonesia.

Bapak Presiden Yang Terhormat
Walaupun saya orang miskin saya masih berusaha untuk taat membayar pajak. Saya yakin kalau uang pajak juga akan kembali kepada saya dan rakyat miskin lainnya. Lewat pembangunan jalan, tapi kenapa jalan kami masih banyak yang berlubang? Saya tahu itu adalah bukan tugas bapak, makanya saya tetap taat bayar pajak. Tapi kenapa malah pengusaha konglomerat ada yang tidak membayar pajak. Kenapa uang pajak juga dikorupsi? Pakah para pegawai pajak kurang gaji? Bukannya cuma bapak yang kurang gaji, karena APBN sudah terlalu banyak untuk menggaji pegawai negeri. Bapak berani berkata kalau gaji bapak kurang adalah suatu prestasi, bapak telah berani jujur, setahu saya jujur itu berat, jujur itu suatu prestasi.

Bapak Presiden Yang Terhormat
Selama bapak memimpin negara ini sudah banyak penghargaan yang bapak peroleh. Saya ancungkan sepuluh jempol untuk bapak. Sangking banyaknya saya sampai lupa menyebutkan penghargaan apa saja yang pernah bapak peroleh. Penghargaan karena sudah berhasil mengurangi jumlah rakyat miskin, ataupun penghargaan lain yang terkadang seperti dipaksakan. Pokoknya bapak sudah banyak mendapat penghargaan sampai ada yang bilang kalau bapak gila penghargaan.

Bapak Presiden Yang Terhormat
Bapak sudah berhasil membentuk KPK (Komisi Paling Keren) yang bertugas memberantas tikus-tikus berdasi. Sudah banyak kasus-kasus yang terselesaikan. Sudah banyak koruptor yang ditangkap dan dipenjarakan. Tapi kenapa kasus hambalang dan century tidak lagi muncul di TV? Padahal kasus itu sudah cukup lama, kenapa tidak kunjung selesai juga? Seperti sengaja diperlamban penyelesaiannya, takutnya nanti malah hilang barang buktinya. Saya sebenarnya iri tidak bisa korupsi seperti mereka, tapi mau korupsi bingung mau mengorupsi apa, cuma wong ndeso yang tidak bisa apa-apa. Tetangga yang sama miskinnya dengan saya, kemarin mau belajar mencuri ayam saja udah digebukin massa, udah gintu dipenjara tahun lamanya. Meskipun tidak adil, tapi mau bagaimana lagi. Biarkan saja, orang yang sudah jadi tersangka masih dibiarkan berkeliaran diluar penjara. Toh, nanti kalau sudah saatnya akan mati juga. Terimakasih pak Presiden, njenengan sudah mengajarkan kami untuk adil, untuk tidak iri mapun dengki.

Bapak Presiden Yang Terhormat
Baru-baru ini bapak menaikkan harga BBM lagi, saya tahu kebijakan tersebut adalah kebijakan tersulit bagi bapak. Tapi mungkin kebikajan tersebut adalah kebijakan terbaik untuk menyengsarakan rakyat miskin. Cara terbaik untuk mengurangi rakyat miskin. Karena tidak mungkin dikurangi dengan BOM, karena nanti dikira teroris dan harus berurusan dengan Densus 88.
Terimakasih bapak presiden karena telah membuat kebijakan menaikkan harga BBM. Karena kebijakan tersebut kami diajarkan untuk tertib mengantri. Malam antri BBM di SPBU, paginya antri BLSM di Kantor Pos. Itu adalah pelajaran berharga bagi kami, dengan begitu kami bisa terbiasa untuk bersabar. Walaupun terkesan bapak senang melihat rakyatnya susah, senang lihat rakyat pada antri sampai bukan bapak yang mengumumkan kenaikkan harga BBM, mungkin lagi asyik nonton rakyatnya yang sedang antri. Atau mungkin malah lagi menciptakan lagu, karena bapak adalah presiden yang kreatif dan pintar mencipta lagu. Walaupun bapak lebih sibuk mencipta lagu, curhat dan menyanyi. Tapi saya tetap bangga dengan bapak, karena bapak masih peduli dengan nasib rakyat miskin.

Bapak Presiden yang Terhormat
Terimasih sudah menaikkan harga BBM, walaupun susu tak terbeli, air tajin pun jadi, toh kami selama ini juga jarang beli susu. Dengan naiknya harga BBM kami juga berpeluang lebih sehat, soalnya kami mengurangi merokok, mengurangi makan yang berlemak, kami juga lebih sering naik sepada onthel dan jalan kaki. Ini lebih menyehatkan dan bebas polusi, mengurangi kemacetan dan juga mengurangi kecelakaan. Bapak memang mantab.
Bapak Presiden Yang Terhormat
Sudilah kiranya bapak memaafkan saya yang telah lancang ini. Kami rakyat kecil tidak menuntut banyak dari bapak. Kami hanya butuh pencerdasan, keadilan, kenyamanan dan keamanan. Dan kami mohon agar bapak menepati janji-janji bapak waktu kampanye dulu.
Terimakasih untuk semuanya, saya salut dengan bapak, njenengan luar biasa, njenengan adalah presiden terhebat.
Sekian dari saya, mohon maaf jika ada kata-kata yang tidak berkenan untuk bapak presiden yang terhormat.

Sukoharjo, 23 Juni 2013

Dari wong cilik, wong ndeso, rakyat jelata yang selalu merindukan terwujudnya keadilan
Wahyu H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar