Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk meningkatkan
sumber daya manusia (SDM). Daerah yang kurang akan sumber daya manusia yang
memadai, akan berdampak pada perkembangan segala sektor aktivitas kehidupan.
Dimana perkembangan yang terhambat akan menjadikan keterbelakangan sebagai menu
utama masyarakat dan tidak menutup kemungkinan hal ini akan berdampak besar
bagi proses pembangunan bangsa.
Berdasarkan Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah yang menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan
demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Hal ini sangat berpengaruh pada
sistem pendidikan nasional dari sentralisasi menuju desentralisasi. Pelimpahan
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah menjadikan perlunya inovasi dan
kreatifitas dalam membangun daerah. Desentralisasi penyelenggaraan pendidikan
ini terwujud dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.
Salah satu substansi yang didesentralisasikan adalah kurikulum, dimana
kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah
Pendidikan nasional yang senantiasa mengalami perubahan tidak
ada yang mendasar kecuali perubahan kurikulum. Pelaksanaan pendidikan yang
senantiasa berjalan menyesuaikan kurikulum yang rutin berkembang, menuntut
adanya perbaikan-perbaikan dalam berbagai sektor. Kurikulum sebagai rancangan
pendidikan memiliki kedudukan yang sangat sentral dalam seluruh kegiatan
pembelajaran, yang menentukan proses dan hasil belajar. Mengingat pentingnya
peranan kurikulum dalam pembelajaran, serta dalam pembentukan kompetensi dan
pribadi peserta didik dan dalam perkembangan kehidupan masyarakat pada umumnya,
maka pembinaan dan pengembangan kurikulum tidak dapat dilakukan secara mudah,
tetapi memerlukan landasan yang kuat berdasarkan hasil-hasil pemikiran dan
penelitian yang mendalam. (Mulyasa, 2008 : 271)
Oleh karena itu, diperlukan adanya kurikulum yang
menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dengan harapan hasil dari pendidikan
tersebut dapat memberikan hal yang bermanfaat kepada masyarakat dan daerah. Dengan
demikian daerah perlu membangun sektor pendidikan secara baik agar sektor ini
mampu menggerakkan dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Parameter kualitas
pendidikan dilihat dari segi input, process, product
maupun outcome selalu berubah dari waktu ke waktu. Pemerintah daerah
secara terus menerus perlu meningkatkan kualitas pendidikan di daerahnya.
Melalui sebuah pembaharuan sistem pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan
kepada para stakeholder agar dari sektor itu mampu mempersiapkan
generasi yang dapat menjawab tantangan zaman dan dapat memecahkan masalah dan
tantangan masa depan daerah masing-masing. Keberhasilan bangsa ini sangat
tergantung pada kepribadian pemerintah daerah dalam memperbaiki proses dan
hasil pembangunan sektor pendidikan saat ini (Suyanto, 2006: 60).
Disamping itu, penyempurnaan kurikulum yang sudah
dimulai sejak tahun 2001. Setelah melalui proses penyempurnaan dan uji publik
untuk validitas standar kompetensi dan kopetensi dasar BSNP sesuai dengan PP No
19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). Mengusulkan standar
isi dan standar kompetensi kepada Mendiknas. Selanjutnya BNSP mengembangkan
paduan penyusunan kurikulum satuan tingkat pendidikan (KTSP) yang di dalamnya
terdapat model-model kurikulum satuan pendidikan. Struktur KTSP meliputi
sejumlah mata pelajaran yang cakupannya dan kedalamannya merupakan beban bagi
peserta didik pada satuan pendidikan. Materi muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler
untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas serta potensi
daerah masing-masing, termasuk keunggulan daerah yang tidak dapat dikelompokan
ke dalam mata pelajaran yang ada (Mulyasa, 2007: 12).
Materi muatan lokal merupakan program pendidikan yang
isinya dan media penyampaiannyadikaitkan dengan lingkungan alam, serta
kebutuhan pembangunan daerah yang perlu diajarkan kepada peserta didik. Muatan
lokal pada dasarnya merupakan komponen dari kurikulum, artinya suatu bahan yang
dengan lingkungan sekitar dianggap penting oleh guru dan masyarakat sekitar.
Sedangkan kedudukan muatan lokal dalam sekolah dasar bukan merupakan bahan mata
pelajaran yang berdiri sendiri, akan tetapi merupakan bahan pengajaran yang
terpadu. (Rohmat, 2002 : 40)
Dalam era globalisasi sekarang, kebutuhan akan
pemanfaatan potensi daerah sebagai salah satu upaya untuk menyukseskan
pemerintah daerah, menjadi awal semakin berkembangnya kurikulum sebagai
landasan dalam sistem pendidikan. Selanjutnya seiring permasalahan yang muncul
sebagai bentuk tuntutan dalam memperkenalkan potensi daerah, maka dibutuhkan
materi muatan lokal yang seharusnya diterapkan dalam proses pembelajaran yang
disesuaikan dengan keterpaduan antara lingkungan alam, lingkungan sosial dan
lingkungan budaya.
Dimana ketiga hal tersebut merupakan faktor-faktor
yang melandasi pertumbuhan potensi daerah. Sebuah pemahaman tentang hal-hal
yang mencangkup ciri ataupun kekhasan dari tiap daerah baik itu kebudayaan
ataupun potensi lainnya, akan terasa sulit diperkenalkan kepada generasi muda.
Jika hanya sebagai wawasan. Tentunya sebagai pembentukan jati diri umat bangsa
yang tidak hanya sekedar mengetahui saja, pembelajaran muatan lokal akan
menjadikan modal awal dalam mengambil langkah sebagai bentuk pelestarian aset
daerah. Pengenalan tentang potensi daerah yang semakin digencarkan sebagai
usaha untuk meningkatkan serta mengenalkan wilayah dalam rangka memberikan
kontribusi yang tinggi dalam menjaga bangsa yang kaya akan khasanah kebudayaan.
Mengingat bangsa kita yang memiliki beraneka ragam corak serta kebudayaan yang
sangat dijunjung tinggi sebagai potensi daerah yang melambangkan kepribadian
bangsa yang mencintai warisan nenek moyang.
Salah satu daerah yang menjadikan potensi daerah
kedalam materi pelajaran adalah kota Surakarta. Sebagai bentuk responsife atas
diresmikannya batik Indonesia sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO, maka
Pemerintah Kota Surakarta telah mencanangkan pelajaran membatik masuk dalam
materi muatan lokal. Dimana batik merupakan komoditi yang telah menghantarkan
corak menjadi ciri khas bangsa Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar