Peterpan - Semua Tentang Kita by Umar At-Tipari

Minggu, 02 Juni 2013

IMPLEMENTASI KURIKULUM MUATAN LOKAL MEMBATIK



Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM). Daerah yang kurang akan sumber daya manusia yang memadai, akan berdampak pada perkembangan segala sektor aktivitas kehidupan. Dimana perkembangan yang terhambat akan menjadikan keterbelakangan sebagai menu utama masyarakat dan tidak menutup kemungkinan hal ini akan berdampak besar bagi proses pembangunan bangsa.
Berdasarkan Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Hal ini sangat berpengaruh pada sistem pendidikan nasional dari sentralisasi menuju desentralisasi. Pelimpahan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah menjadikan perlunya inovasi dan kreatifitas dalam membangun daerah. Desentralisasi penyelenggaraan pendidikan ini terwujud dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Salah satu substansi yang didesentralisasikan adalah kurikulum, dimana kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah
Pendidikan nasional yang senantiasa mengalami perubahan tidak ada yang mendasar kecuali perubahan kurikulum. Pelaksanaan pendidikan yang senantiasa berjalan menyesuaikan kurikulum yang rutin berkembang, menuntut adanya perbaikan-perbaikan dalam berbagai sektor. Kurikulum sebagai rancangan pendidikan memiliki kedudukan yang sangat sentral dalam seluruh kegiatan pembelajaran, yang menentukan proses dan hasil belajar. Mengingat pentingnya peranan kurikulum dalam pembelajaran, serta dalam pembentukan kompetensi dan pribadi peserta didik dan dalam perkembangan kehidupan masyarakat pada umumnya, maka pembinaan dan pengembangan kurikulum tidak dapat dilakukan secara mudah, tetapi memerlukan landasan yang kuat berdasarkan hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. (Mulyasa, 2008 : 271)
Oleh karena itu, diperlukan adanya kurikulum yang menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dengan harapan hasil dari pendidikan tersebut dapat memberikan hal yang bermanfaat kepada masyarakat dan daerah. Dengan demikian daerah perlu membangun sektor pendidikan secara baik agar sektor ini mampu menggerakkan dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Parameter kualitas pendidikan dilihat dari segi input, process, product maupun outcome selalu berubah dari waktu ke waktu. Pemerintah daerah secara terus menerus perlu meningkatkan kualitas pendidikan di daerahnya. Melalui sebuah pembaharuan sistem pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada para stakeholder agar dari sektor itu mampu mempersiapkan generasi yang dapat menjawab tantangan zaman dan dapat memecahkan masalah dan tantangan masa depan daerah masing-masing. Keberhasilan bangsa ini sangat tergantung pada kepribadian pemerintah daerah dalam memperbaiki proses dan hasil pembangunan sektor pendidikan saat ini (Suyanto, 2006: 60).
Disamping itu, penyempurnaan kurikulum yang sudah dimulai sejak tahun 2001. Setelah melalui proses penyempurnaan dan uji publik untuk validitas standar kompetensi dan kopetensi dasar BSNP sesuai dengan PP No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). Mengusulkan standar isi dan standar kompetensi kepada Mendiknas. Selanjutnya BNSP mengembangkan paduan penyusunan kurikulum satuan tingkat pendidikan (KTSP) yang di dalamnya terdapat model-model kurikulum satuan pendidikan. Struktur KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang cakupannya dan kedalamannya merupakan beban bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Materi muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas serta potensi daerah masing-masing, termasuk keunggulan daerah yang tidak dapat dikelompokan ke dalam mata pelajaran yang ada (Mulyasa, 2007: 12).
Materi muatan lokal merupakan program pendidikan yang isinya dan media penyampaiannyadikaitkan dengan lingkungan alam, serta kebutuhan pembangunan daerah yang perlu diajarkan kepada peserta didik. Muatan lokal pada dasarnya merupakan komponen dari kurikulum, artinya suatu bahan yang dengan lingkungan sekitar dianggap penting oleh guru dan masyarakat sekitar. Sedangkan kedudukan muatan lokal dalam sekolah dasar bukan merupakan bahan mata pelajaran yang berdiri sendiri, akan tetapi merupakan bahan pengajaran yang terpadu. (Rohmat, 2002 : 40)
Dalam era globalisasi sekarang, kebutuhan akan pemanfaatan potensi daerah sebagai salah satu upaya untuk menyukseskan pemerintah daerah, menjadi awal semakin berkembangnya kurikulum sebagai landasan dalam sistem pendidikan. Selanjutnya seiring permasalahan yang muncul sebagai bentuk tuntutan dalam memperkenalkan potensi daerah, maka dibutuhkan materi muatan lokal yang seharusnya diterapkan dalam proses pembelajaran yang disesuaikan dengan keterpaduan antara lingkungan alam, lingkungan sosial dan lingkungan budaya. 
Dimana ketiga hal tersebut merupakan faktor-faktor yang melandasi pertumbuhan potensi daerah. Sebuah pemahaman tentang hal-hal yang mencangkup ciri ataupun kekhasan dari tiap daerah baik itu kebudayaan ataupun potensi lainnya, akan terasa sulit diperkenalkan kepada generasi muda. Jika hanya sebagai wawasan. Tentunya sebagai pembentukan jati diri umat bangsa yang tidak hanya sekedar mengetahui saja, pembelajaran muatan lokal akan menjadikan modal awal dalam mengambil langkah sebagai bentuk pelestarian aset daerah. Pengenalan tentang potensi daerah yang semakin digencarkan sebagai usaha untuk meningkatkan serta mengenalkan wilayah dalam rangka memberikan kontribusi yang tinggi dalam menjaga bangsa yang kaya akan khasanah kebudayaan. Mengingat bangsa kita yang memiliki beraneka ragam corak serta kebudayaan yang sangat dijunjung tinggi sebagai potensi daerah yang melambangkan kepribadian bangsa yang mencintai warisan nenek moyang.
Salah satu daerah yang menjadikan potensi daerah kedalam materi pelajaran adalah kota Surakarta. Sebagai bentuk responsife atas diresmikannya batik Indonesia sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO, maka Pemerintah Kota Surakarta telah mencanangkan pelajaran membatik masuk dalam materi muatan lokal. Dimana batik merupakan komoditi yang telah menghantarkan corak menjadi ciri khas bangsa Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar