Jika kita mau sedikit berpikir dan
bertindak dengan mengandalkan sikap dan pola kehidupan bersama yang selama ini
telah kita jadikan sebagai bentuk kehidupan bersama yang selama ini telah kita
jadikan sebagai bentuk kehidupan terbaik, tentunya kita akan mendapati kondisi
kehidupan yang lebih baik. Kondisi ini kita sebut sebagai kepedulian terhadap
orang lain. Jika kepedulian terhadap orang lain menjadi satu pola umum di
setiap hati warga Negara ini, tentunya pemerataan pendidikan bukan sekadar
wacana yang manis saat disampaikan oleh bibir-bibir lamis, tetapi sama sekali
tidak terbukti.
Selama ini, negeri tercinta telah
menjadi ajang mengumbar janji yang dilakukan para calon pemimpin negeri ini.
Ketika masa pemilihan umum, baik untuk pimpinan negeri atau lingkungan
terbatas, para calon pimpinan menjadikan isu pendidikan terbaik sebagai alat
utama untuk memikat masyarakat. Dengan berapi-api mereka melontarkan berbagai
program nyang isinya memberikan bombardir atas program pendidikan terbaik bagi
masyarakat jika mereka terpilih sebagai pimpinan. Begitu mereka terpilih
sebagai pemimpinan, mereka telah lupa dengan semua janji tersebut. Mereka
seakan tidak pernah berdosa dengan masyarakatnya dan tenggelam dalam kenikmatan
yang didapatkan dari posisi pimpinan di negeri ini.
Cukup banyak program yang hanya menjdi
program literer saja tanpa ada realisasi. Orang-orang miskin tidak mempunyai tidak mempunyai kekuatan untuk melakukan
perlawanan selain harus menerima kondisi yang tersaji untuk mereka. Orang
-orang miskin kondisi tersebut sebagai kodrat dari Tuhan untuk kehidupannya.
Mereka menyakini bahwa Tuhan telah memberi segala sesuatu dengan porsinya
masing-masing.
Jika hal seperti ini dibiarkan, tentunya
sampai kapan pun orang miskin tetap akan miskin. Mereka tidak mempunyai
kesempatan untuk memperbaiki kehidupan, khusunya meningkatkan kualitas
finansial hidup mereka. Orang-orang miskin tetap miskin sebab tidak mempunyai
kemampuan yang dijadikan bekal untuk upaya tersebut. Sememntara, kesulitan yang
selama ini mereka alami sangat erat hubungannya dengan penyediaan dana untuk
mengikuti proses pendidikan. Apalagi, dengan adanya program pendidikan bertaraf
internasional dan sebagainya, orang-orang miskin ini semakin terpinggirkan
sebab semakin tidak menutup pembiayaan yang dibutuhkan dalam proses tersebut.
Oleh karena itu, kita perlu meningkatkan
kepedulian terhadap kondisi ini agar terjadi pemerataan pendidikan pada setiap
lapisan masyrakat. Kita adalah satu kesatuan yang tidak dapat dilepaskan satu
terhadap yang lainnya. Setiap apa yang terjadi pada kita akan menimbulkan
dampak pada yang lainnya. Merupakan konsep alamiah yang tumbuh bersama
berkembangnya pola kehidupan kita. Untuk itulah, jika kita mau dan mampu
mengembangkan tinagkat kepedulian kita, setiap kondisi yang terjadi dalam masyarakat
akan segera dapat diatasi.
Sejak dahulu, kita telah menganut konsep
hidup dalam kebersamaan sehingga banyak kegiatan hidup yang kita lakukan
bersama-sama untuk mencapai hasil maksimal. Konsep hidup kebersamaan ini
mengajarkan kepada kita bahwa bersatu kita teguh, bercerai kita jatuh. Jika
kita bersatu saat melaksanakan satu kegiatan, kegiatan tersebut terselesaikan
dalam waktu yang relatif lebih cepat dibandingkan jika kegiatan tersebut
dilakukan secara individual. Konsep hidup kebersamaan ini kita wujudkan dalam pola
kegotongroyongan dalam hidup. Seluruh lapisan masyarakat ikut berperan dalam
kegiatan tersebut tanpa membedakan strata sosial masing-masing.
Lantas, mengapa konsep tersebut tidak
diterapkan dalam dunia pendidikan? Mengapa orang-orang menjadi sedemikian
egoisnya sehingga lebih mementingkan kebutuhan dirinya dan mengabaikan orang
lain yang juga membutuhkan, bahkan dengan terang-terangan mereka mendepak
orang-orang agar dapat memenuhi kebutuhannya pribadi. Seharusnya, kita
menerapkan konsep hidup dalam kebersamaan diproses pendidikan dan pembelajaran,
bukan hanya sekadar retorika, melainkan sebuah kenyataan. Kita harus saling
membantu agar program peningkatan kualitas sumber manusia melalui dunia
pendidikan benar-benar dapat diwujudkan sebagai gerakan kesadaran bersama.
Kepedulian masyarakat terhadap proses pendidikan yang merata bagi seluruh
elemen masyarakat merupakan salah satu bentuk kesadaran bahwa masyarakat harus
ditingkatkan kualitas intelektual dan finansialnya agar kehidupan menjadi lebih
baik. Jika orang-orang miskin diberi kesempatan mengikuti proses pendidikan
secara umum, tentunya mereka tidak lagi menjadi kelompok terpinggirkan dan
marginal, justru mereka yang berperan aktif dalam kehidupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar