Peterpan - Semua Tentang Kita by Umar At-Tipari

Senin, 15 Oktober 2012

Mengubah Paradigma Pendidikan Itu Mahal


Sekolah mahal? Benarkah sekolah itu mahal? Bukankah pemerintah sudah banyak mencanangkan program yang diarahkan untuk “memurahkan” sekolah. Hamper setiap tahun jumlah unit sekolah baru (USB) didirikan oleh pemerintah dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan sarana pendidikan bagi warga masyarakatnya. Denagan jumlah anak usia sekolah yang terus bertamabah, jelas dibutuhkan unit sekolah yang mencukupi. Setiap tahun jumlah anak usia sekolah terus bertambah. Walaupun dikatakan program keluarga berencana sudah berhasil, pertambahan anak tetap besar.
Boleh saja kita mengklaim bahwa kelahiran anak di dalam sebuah keluarga sudah terbatasi sehingga keluarga hanya mempunyai dua orang anak saja, tetapi jumlah wanita melahirkan bertambah banyak. Setiap saat jumlah keluarga baru semakin bertambah, pengantin baru dan siap menambah anggota di keluarganya.
Program keluarga berencana diarahkan untuk membatasi jumlah anak di setiap keluarga dengan pertimbangan bahwa biaya hidup yang semakin berat. Kondisi kehidupan yang terus mengalami perubahan, sebagai bentuk dinamisasi hidup, menuntut setiap orang untuk menyesuaikan diri. Jika dahulu orang mengatakan bahwa semakin banyak semakin banyak rezekinya, konsep tersebut sudah tidak dapat diterapkan lagi.
Kondisi kehidupan ini membawa dampak pada kesempatan menempuh pendidikan yang layak. Banyak anak yang kemudian kehilangan kesempatan untuk mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran. Mereka terbentur pada dinding tebal dan tinggi yang bernama finansial.
Tentunya, kondisi ini sangat tidak sesuai dengan yang seharusnya diterima oleh anak. Pada usia-usia seperti mereka, harusnya mereka dapat mengembangkan kompetensi dirinya secara maksimal. Akan tetapi, pada kenyataanya, mereka harus tenggelam dalam kehidupan mempertahankan hidup dan kehidupan keluarga besarnya. Akibatnya, tumbuh satu konsep bahwa pendidikan itu mahal.
Akan tetapi, satu hal yang harus kita tekankan pada konsep diri kita dan seluruh orang yang merasa peduli terhadap eksistensi warga negara adalah setiap warga negara mempunyai hak yang sama dalam pendidikan. Mereka seharusnya mendapat kesempatan yang sama saat membutuhkan proses pendidikan.
Pemerintah memang telah mendirikan banyak sekolah negeri. Bahkan, sekarang ini dicanangkan program sekolah harus didirikan pada setiap kecamatan, dari sekolah dasar sampai sekolah lanjutan atas. Hal ini memberikan kesempatan masyarakat menyekolahkan anak-anaknya di sekolah tersebut. Kesempatan memang terbuka lebar untuk mengikuti proses belajar di sekolah negeri, tetapi semua itu menjadi sesuatu yang kontradiksi saat mereka harus menyetorkan sejumlah dana ke sekolah agar dapat menjadi anak didik di sekolah tersebut.
Di lapangan, memang masih cukup banyak kreativitas pengelola pendidikan untuk dapat menarik dana dari masyarakat. Berbagai aturan dibuat dan berbagai kreativitas tumbuh untuk menyiasati aturan tersebut. Kreativitas para pengelola sekolah yang sedemikian rupa menjadikan masyarakat sebagai obyek yang terus diobrak-abrik agar dapat memenuhi ambisi para pengelola sekolah itu.
Awal tahun memang sering menjadi mahalnya dunia pendidikan di negeri ini. Indikasi tersebut dapat kita lihat dari dana yang harus disetorkan oleh orangtua anak didik atau calon anak didik agar dapat diterima bersekolah di sekolah tersebut. Semakin lama, nilai dana setoran tersebut semakin melangit. Jika ini dibiarkan terus, yang terjadi adalah orang-orang miskin tetap terkurung, pada situasi kemiskinannya dan orang kaya semakin membentangkan sayapnya menguasai setiap lini kehidupan ini.
Penduduk bangsa ini mayoritas orang miskin, itu berarti seluruh elemen masyrakat harus mendapatkan kesempatan pendidikan yang sama. Hanya dengan memberikan kesempatan pendidikan yang sama, meyeluruh, dan seimbang, tentunya peningkatan kualitas sumber daya manusia juaga menyeluruh pada setiap anggota masyarakat. Kesempatan yang sama dalam hal ini dapat diartikan sebagai suatu kondisi seimbang antara banyak orang, khususnya dalam mengikuti pendidikan yang berkualitas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar